Dari cinta, kita berasal...
Karena cinta-Nya, dia menciptakan kita...
Karena tujuan cinta, kita mendatangi-Nya...
Demi cinta pula, kita menghadap-Nya...
Cinta sejati tak lahir dalam satu kejap...
Ia lahir bukan oleh paksaan...
Cinta sejati berjalan lambat dan pelan...
Ia berjalan dalam rentang panjang...
Cinta sejati lahir karena mantapnya niat dan teguhnya tujuan...
Cinta sejati tak 'kan sirna, tak 'kan pudar tujuan...
Hahaha :D Oy temtem, tadi zoners kedatangan guru baru lho. Sumpah! He’s very tall! Baru kali ini ada orang yang tingginya melebihi Sir Yusri! *Wow...
Waktu kali pertama beliau nongol, gue udah punya feeling kalo beliau bakal masuk dan mengajar di kelas kita. And that was true :p
Biasalah... kalo ada guru baru, pasti kenal-kenalan dulu. Nama lah, alamat lah, umur lah, and bla, bla, bla, bla, and bla. Nah, ni di sesi perkenalan inilah terdengar gelak tawa yang amat dasyhat dari seluruh seantaro kelas *Jiah lebay amat :p Wong kelas kita kecil banget :p Ternyata e ternyata, cek per cek, nama beliau adalah... jreng, jreng, jreng... eng, ing, eng... “JOKO”. His name is Joko. Para hadirin yang saya hormati, nama beliau adalah Joko. Aduh, Joko sapa ya? Gue lupa! Hehehehe :D :D
Spontan aja seisi kelas tertawa terbahak-bahak mendengar nama yang amat sangat familiar itu terdengar di kuping kita :D Sedangkan yang empunya nama, mukanya so lain-lain. Gue buka sikit yo. Joko is Sesti’s father name. That’s why, all of us laughed a lot.
Next, he was trying to teach us about Conditional Sentences. Kita banyak banget nanya ini-itu sama Mr. Joko. Makanya, katanya dia nervous banget masuk di kelas kita, for he said that we’re very talkactive. Detik berikutnya, tambah banyak pertanyaan yang kami lontarkan. Eh, beliau malah get stuck! Mungkin Mr. Joko itu udah nyerah buat jawab pertanyaan kita :D Mr. Joko said that we’re very talkactive. Hahahahaha :D :D He doesn’t know the truth :p
Finally, kita minta maap sama Mr. Joko, for we’ve made him nervous and got blank! Hahahaha :D We’re success. I and Syarifah ;) Best couple ever ;)). Poko’e, buat Mr. Joko, kami minta maap atas kekhilafan kami yo! We’re not talkactive actually. We’re just so crowded. Salah pemahaman nih :p Tapi biarlah. Yang penting salah pemahamannya yang bae-bae :D
Ketika itu, tepatnya hari Sabtu, si Ketos ngasih gue surat. Itu surat menyatakan bahwa gue terpilih menjadi salah satu pengurus OSIS. Ibaratnya, gue cuma seorang pengganti lah. Nah, nginget OSIS, gue langsung mikir tentang LDK. Trus, gue tanya sama si Ketos...
“Tos, should i join the LDK?”
“Ha? I don’t know but may be you won’t join because you just change them”
Nah, gue udah lega :p Eh, tiba-tiba si Indah datang trus bilang...
“Eh, Mishfah ko ikut LDK e?”
Lah, gue asli kaget. Lho? Apa-apaan nih? Masa gue harus and wajib ikut LDK? Tapi gue bicaranya dalam hati oy! Kalo seandainya gue bilang langsung kayak gitu ke Indah, wah gue nggak tau deh—“ Ya, gue sih biasa-biasa aja cuma agak sedikit “SHOCK” *Jiaaaah :p Jujur yo, gue atuuuut ><
Hari pertama di isi oleh materi PBB, yaitu materi yang berwujud praktek dalam hal baris-berbaris yang baik dan benar. Pematerinya tentu Mr. Andi.
Ketika matahari telah siap untuk beristirahat kembali, kita—peserta LDK udah pada pulang ke rumah masing-masing *Ya iyalah rumah masing-masing, masa rumah tetangga? Nggak lucuh ah :p Dan pada esok harinya, kita harus nginep di sekolah sampe hari Minggu pagi.
“1...2...3...4......”
Para panitia mulai ngitung sampe 10. In order that, kita bakal disiplin waktu. Nah, itung-itung kayak gini yang paling gue benci di LDK. Bayangkan, gue belon pake jilbab, they directly count it! Huh, too complicated -___- Poko’e, kalo uda ngitung-ngitung, jantung gue rasanya kaya mau loncat saking buru-burunya. Trus, di hari pertama... gue di pilih sama si Ketos buat jadi Bu Lurah (-_____-) *Ih, nggak banget +___+ Gue nggak cocok jadi begitu-begituan. Huek!
Hari pertama dan kedua, para panitia masih bae-bae, murah senyum dan tidak sombong -___- Tapi, ketika hari ketiga ba’da Shubuh, mereka—para panitia mulai beraksi. Kita di suruh berbaris. Selanjutnya, satu per satu peserta LDK mulai di bagi menjadi beberapa kelompok dan itu adalah pertanda bahwa akan ada sesuatu yang sangaaaaaaaat dasyhat yang bakalan terjadi!
Gue sendiri gemeteran! Gue takut kalo para panitia juga bakal marahin gue. Bakal nyuruh gue inilah, itulah, dan lain-lain. But... Alhamdulillah ya! Sesuatu. Gue nggak di apa-apain. Gue Cuma ditanya-tanya seputar rencana buat OSIS ke depan oleh Ka Andi.
Hoh, ketika hari telah beranjak pagi serta sang mentari yang telah siap mengitari bumi, mulailah terjadi ricuh maupun riuh. Ramai. Gelak tawa ada di mana-mana. Teriakan saling bersahut-sahutan terus terdengar walaupun ada yang jelas dan tidak. Gue udah mau “ngakak” ngeliat aksi para peserta LDK yang di hukum oleh panitia. Tapi gue atut... kalo gue ketawa, nanti si Azhari bakal bentak gue. O ya, kalo gue, gue paling takut sama si Ai. Uh, “Cadis” maaaan! Padahal dia teman sekelas gue. Bahkan, gue sering banget nge-bentak dia. Tapi pas LDK... Wow, nyali gue jadi ciuuuuutttt -___-
“Jika saya menjadi ketua osis, saya akan bla, bla, bla, and bla” Terdengar sahutan suara-suara peserta yang sedang melakukan orasi sebagai ketua osis. Hukuman di LDK tahun ini, di dominasi dengan melakukan orasi lho. Ada yang di suru jadi ketua osis lah, jadi ketua panitia LDK lah, jadi presiden lah, bahkan ada yang di suru buat jadi ketua PANWASLU buat gantiin papanya si Rakha! *Hahaha :D
Sedetik kemudian...
“Allahuakbar allahhu akbar allahu akbar! Laa ila ha ilallah...” Terdengar suara orang lagi takbiran dari ujung lapangan. “Perasaan lebaran si lewat :p” Itu yang muncul dalam benak gue ketika itu =P. Ternyata, para panitia ngehukum seorang peserta LDK buat takbiran keliling lapangan yang di ikuti oleh peserta LDK lainya. Gile nih para panitia! =D
Ada juga yang di suruh sholat berjamaah di tengah lapangan, baca ayat kursi, baca surah-surah pendek, nyanyi peke vokal “O”, dsb.
Setelah melewati semua masa yang sulit itu, akhirnya berakhir sudah LDK. Alhamdulillah :)) Di tutup dengan penutupan dan makan beberapa snack yang di bagikan oleh para panitia.
Sekarang, gue resmi jadi pengurus OSIS seutuhnya lho. Walaupun masa kerja gue tinggal 2 bulan lagi, tapi insya allah gue bakal mendedikasikan diri gue sebaik-baiknya buat OSIS :) Apalagi bakal ada “Kemos” alias Kemah Osis yang bakal di adain nanti. Wish us luck deh! =))
Gue rasa, itu saja yang bisa gue sampein and ceritain tentang prosesi LDK waktu itu. Maaf kalo banyak part yang gue nggak sampein. Tapi semua itu bakal kesimpen baik dalam memori otak gue *Hoho (o__o). Sekian... Wassalam.
This song, regardless of what track it is, or the music video, is about Billie's dad, who died when he was only ten years of age. He died of some kind of cancer.
"Summer has come and passed" indicates the passing of time.
"The innocent can never last" This means that Billie is saying that his father was a very kind, innocent man, and that he did not deserve his death.
"Wake me up when September ends" This clearly indicates that this tragic event happened in September, so he does not want to be reminded of it. He does not want to go through this month, for it brings back painful memories.
"Seven years have gone so fast" Self-explanatory.
"Here comes the rain again..." The rain could possibly be a metaphor for tears.
"Drenched in my pain again" This is personally my favorite line for some reason. But it's self-explanatory.
"As my memories rest, but never forgets what I lost" This means that this doesn't bring back as much pain anymore, but he isn't quite over it, and he will never forget his father.
"Ring out the bells again, Like we did when Spring began" He is wishing that his father was here, or that he could go back to those happy spring days with his dad.
"Twenty years have gone so fast" Time jump from 7 years to 20 years. This means that many years have gone by.
A very beautiful song. If you pay attention to the lyrics, it becomes even more beautiful.
Let's see...
Summer has come and passed.
The innocent can never last
Wake me up,
When September ends.
Like my father's come to pass, seven years has gone so fast.
Wake me up,
When September ends.
Here comes the rain again,
Falling from the stars;
Drenched in my pain again,
Becoming who we are.
As my memory rests,
But never forgets what I lost.
Wake me up,
When September ends.
Summer has come and passed.
The innocent can never last.
Wake me up,
When September ends.
Ring out the bells again.
Like we did when spring began.
Wake me up,
When September ends.
Here comes the rain again,
Falling from the stars;
Drenched in my pain again,
Becoming who we are.
As my memory rest,
But never forgets what I lost.
Wake me up,
When September ends.
Summer has come and passed.
The innocent can never last.
Wake me up,
When September ends.
Like my father's come to pass.
Twenty years has gone so fast.
Wake me up,
When September ends.
Wake me up,
When September ends.
Wake me up,
When September ends...
In our secret place With a sound of the crowd So far away And you take my hand And it feels like home We both understand It's where we belong So how do I say? Do I say goodbye? We both have our dreams We both wanna fly So let's take tonight To carry us through The lonely times
CHORUS:
I'll always look back
As I walk away
This memory
Will last for eternity
And all of our tears
Will be lost in the rain
When I find my way
Back to your arms again
But until that day
You know you are
The king of my heart
The king of my heart
So let's take tonight
And never let go
While dancing we'll kiss
Like there's no tomorrow
As the stars sparkle down
Like a diamond ring
I'll treasure this moment
Till we meet again
But no matter how far
(Matter how far)
Or where you may be
(Where you may be)
I just close my eyes
(I just close my eyes)
And you're in my dreams
And there you will be
Until we meet
[Repeat chorus twice]
Oh yeah
You're the
King of my heart
(King of my heart)
No matter
How many years it takes
(King of my heart)
I'll give it all to you
Oh yeah
(King of my heart)
Oh yes you are
The king of my heart