Sabtu, 31 Desember 2011

Sip, enough! :p 2012. Yey! :D

   Guys, sa te tau apalagi yang sa mo tulis -_- semoga tulisanku kali ini mampu menggenapkan entriku menjadi 90.
   O ya! Info: kasian… padahal lagi seru-seruny SI KEMBANG API menari-nari di langit., eh SI HUJAN turun. Tapi tenang… only for a while. Kembang api, petasan, dkk… lanjut…!
HAPPY NEW YEAR, Guys! :D
SELAMAT TAHUN BARU 2012!

Look! :D

Weh, kalian semua! Lihat ke langit PALU. Keren :D penuh dengan kembang api! Langit terus berkilat-kilat sejak sejam yang lalu tanpa henti. Wow, it’s so beautiful.

HAPPY NEW YEAR! *^___^* Selamat Tahun Baru 2012! :)

2012… semoga semuanya akan lebih baik lagi. Hopefully, everything will get better than before. Amin.




HAPPY NEW YEAR! *^_______________^*


You're coming!

Wih, bunyi petasan terus menghujam. Tumpang tindih. Rentetan bunyi petasan terus bersahut-sahutan. Bergemuruh seperti hatiku saat ini *boh*
   Langit seperti menyala-menyala diterpa kerlapnya. Sungguh indah. Wah, 2012… kau akan dating dalam beberapa menit lagi. I’m waiting.

2011 :(

2011… apakah kau akan pergi secepat ini? Aku ingin tetap tinggal tapi apa daya? Tawa, canda, kesedihan, kemarahan, kegagalan, kekecewaan, kegundahan, dan berbagai macam perasaan telah terurai di masamu. Goodbye for my 2011. I will remember every seconds in your year but I’m going to face another year right in front of me. Loveyou :*

Kegiatan kecil di tanggal 31 Dec :D

   Saudara-saudariku, apakah ada rencana di malam tahun baru kalian kali ini? Yah, kurasa semua orang tengah sibuk mengurusi urusan mereka masing-masing. Gemuruh rentetan petasan masih terus terdengar bersahut-sahutan di sekitar rumahku. Kelap-kelip yang terus menghiasi langit hitam terlihat sangat indah. Merah, biru, hijau, kuning, orange… kombinasi warna yang indah. Langit yang gelap berubah terang-benderang sesekali apabila petasan mulai meluncur dengan kecepatan tinggi dan… duaaaaaaaaaaaaaarrrrr! Duarrrrrrrr! Bum! Bum! Sreeeeettt, tikitikitikitik treeeet! -_- *bunyi apaan tuh?* :p
   Aku sendiri tidak memiliki rencana apapun kecuali duduk di depan laptop, sekadar menulis apa saja yang terlintas di benakku, dan mem-post-nya di blogku tentunya seperti sekarang ini. Ada pun kegiatan-kegiatan kecil yang kulakukan adalah: habis Zuhur aku dating kerumahnya Fadlun. Sebenarnya aku tidak ada niat untuk dating hari ini tapi tiba-tiba hpku lompat-lompat di atas tempat tidur menandakan bahwa ada seseorang yang menelpon. Aku yang saat itu sedang mendengarkan musik, refleks terlonjak kaget dan langsung menarik benda tak tau diri itu. Di layar hpku tertulis “Fadlun’s Mom” oh, pasti ini Fadlun yang sengaja meminjam hp Ibunya lantaran tidak memiliki pulsa -_-
   “Hm, why?”
   “Halo Assalamu’alaikum. We Ifah, sa ada film baru. Weh ganteng pemainnya. Datang kerumahku habis Zuhur ha! Eh katanya Verdhan juga mo kemari tapi taulah. Weh datang ha. Habis Zuhur!” terdengar suara Fadlun yang berapi-api di sebrang sana.
   “Iye. Nanti sa datang” jawabku dengan lemas.
   “Oh iyo sudah. Assalamu’alaikum”
   “Wa’alaikum salam”
KLIK!
   Sejurus kemudian aku sudah berada di dalam kamar Fadlun. Mulai menonton film Thailand yang katanya lucu dan pastinya artis laki-lakinya “ganteng :D” o ya lupa! Tadi ada Ka Dita.
   Sekali dua kali, terdengar gelak tawa akibat film yang berjudul “SUCKSEED” itu. Kocak, gila, aneh, dan cinta (hanya sedikit -,-)
   Kemudian kita lanjutkan menonton film yang sedih-sedih. Judulnya “My Sister’s Keeper” kalian pasti udah pada nonton kan? Sedih deh :’(
   Sebenarnya banyak banget kegiatan kecil yang kita lakukan tapi aku tidak mampu menguraikannya satu persatu. Aku resume aja ya. Cekidawt!
1.       Datang ke rumahnya Fadlun habis Zuhur dan kebetulan ada Ka Dita juga di sana.
2.       Pas sampe langsung nonton SUCKSEED yang bikin kita ‘ngakak’
3.       Lapar ~_~ pengen makan somay. “KRING, KRING, KRING” kontan aku, Fadlun, dan Ka Dita menjerit bersamaan dan Cuma loncat-loncat mematung di depan tangga karena mendengar kring-kringnya Mas Somay. Fadlun langsung masuk ke beranda tempat jemuran dan langsung teriak “MAS! MAS! Tunggu situ, Mas!” eh si Mas malah celingukan mencari sumber suara. Ya iyalah! Wong kita teriak dari lantai dua! -_____-
4.       Ka Dita beli kue putu yang terbuat dari serpihan kelapa warna hijau.
5.       Aku dan Fadlun beli cemilan buat nonton film sedih supaya lebih menghayati gitu. Kita beli: caca, kripik pisang 2, milo 2, top 2, sisanya kita beli mentos 3.
6.       Mulailah kita menonton film yang konon di gelari sebagai SAD MOVIE. “My Sister’s Keeper”
7.       Ka Dita ngotot pengen duduk di tengah tapi aku dan Fadlun tidak akan memberikan posisi itu begitu saja karena Ka Dita ngoceh terus sepanjang menonton. Jadi susunannya tetap: aku, Fadlun, dan Ka Dita.
8.       Air mataku mulai menetes. Fadlun dan Ka Dita? Heleh -,- Fadlun Cuma “Sroooot, srooot” and Ka Dita? Wih, nggak tau deh -,-
9.       Adzan magrib tiba… kami memeberhentikan aktivtas menonton dan beranjak melaksanakan perintah-Nya.
10.   Habis sholat, kita lanjutkan lagi sampe habis.
11.   Habis film, aku langsung pulang meninggalkan Ka Dita yang terkulai lemas karena aku harus membawa pulang laptop yang sedari tadi ia gunakan.
12.   Duduk-duduk didepan tokonya Fadlun sambil menuggu Abiku dating menjemput.
13.   Liat-liat orang-orang yang lalu lalang di jalan Suharso. Rame skali. Namanya juga lagi tahun baru.
14.   Mendongak menatap petasan  yang berkilat-kilat warna-warni. Indah.
15.   Dan begitulah rangkaian kegiatanku sampai akhirnya aku duduk lagi di depan laptop seperti sekarang ini.
   Wah, saudara-saudariku… tak terasa ya. Kita akan menyambut tahun 2012 dalam beberapa jam ke depan. Aku merasakan kantuk hebat menerpaku -____________- tapi aku harus menunggu sampai jam 12 malam. I’m going to say “Happy New Year” to all of you. Tapi aku keburu “ngoroooook -,-“. Zzzzzzzzzzzzzzzz. Fighting! :(

ANGRY BIRDS in another version :p








Tau eh!

   Ahhhhhhhhhhhhh! Orang itu, orang ini selalu berganti-bargantian memenuhi pikiranku. Berkelebat tak tau diri hingga membuat kepalaku mau pecah rasanya! Galau -,- saya juga tidak tau ingin membagi kegalauan hati kepada siapa.
   Pusing! Tau ah—biarkan saja! Ya ya ya ya, mungkin dalam hal ini, saya yang salah. Lagi lagi, saya yang salah. Lagi lagi saya yang harus menempatkan diri sebagai orang yang paling salah! HUH! Mau menangis juga ngapain? Buang-buang air mata T_____T mau ketawa? Eh malah tambah *NGACO!* gila ah. Gila, gila, gila, gila.
   Saya juga te mampu cerita sama yang lain. Malu+takut -____- God, help me :’( 

Letting it...

   I’ve missed one part of him. The part I’ve searched before… the part I’ve gotten before… the part where I felt comfortable in it… the part when I was very glad. Glad to get closer with him.
   Now, those parts are gone. I regret why I didn’t keep it. I regret why I let it. I really remember when he said… “Mishfah! Tunggu saya!” then we’ll walk together. Talking about this one, that one. Everything, anything. Except one thing: love.
   I know and I realize that everything will not be the same as its way before. I’ll let my heart be sincere. 

Rabu, 28 Desember 2011

Menurutmu, cinta itu apa? Biyah -_-



ISHLAH =)


Assalamu’alaikum.
   Kemarin-kemarinkan Pangeran Refky sudah… nah hari ini…
   Hari ini, gue punya seseorang yang pengen gue describe. Mungkin orang ini adalah orang yang paling famous di segala lapisan masyarakat. Mulai dari ade kelas, temen2, kaka kelas, guru-guru, penjual depan sekolah, ampe tukang kebun Al-Azhar pun kenal baik sama dia. Kenapa? Nah itu yang bakal gue bahas di sini. Well, cekidawt!
   Laki2 yang dikenal memiliki wibawa tinggi ini adalah seorang siswa SMP yang bersekolah di SMP Al-Azhar, Palu. Sekarang doi sedang berada di taun terakhirnya di SMP, yaitu kelas 3. Gue inget banget waktu masih kelas 1 -.- walah, dia dekil banget! Malah terkesan… taule GENDUT (o-ow) :p tapi doi yang sekarang beda banget lo. Eh perasaan gue belum ngasih tau namanya ya? HEHE, gue lupa tapi pasti kalian udah pada tau orang yang gue maksud. He is Muh. Rakha Ishlah.
   Pria yang akrab dipanggil “AKANG” ini memiliki perawakan tenang, sabar, nggak neko-neko, tapi rada-rada… aneh+gila kalo udah ngumpul bareng keluarga keduanya, 9C :p si doi juga termasuk salah satu laki2 yang memiliki tinggi badan yang proporsional padahal waktu kelas 1, dia itu PG (pendegode :p sorry ^^v) tapi kalo dibandingkan dengan yang sekarang, wah beda banget ning. Sekarang… dia aja udah tinggi banget dan pastinya udah nggak berisi kaya dulu lagi tapi nggak kurus juga lagi -.- kalo masalah intelektual, Rakha nggak usah diraguin lagi deh. Selalu paling atas kalo soal “score”. Pokonya saing-saingan ama Arini dah. Tapi sayangnya Ain berhasil dipukul mundur dari kedudukan sang jawara dan digantikan oleh sang pria berwibawa asal tanah Kaili ini di penerimaan rapor beberapa hari lalu. Gue juara 5 lo :p (weh, nggak ada yang nanya! Emang kenapa? Weee :p lo? Kok kalian malah berantem di sini sih? Gue kipas baru tau rasa! Iya deh Kaaaak) oke, lanjut—masalah intelektual udah, nah sekarang kita lari ke masalah akhlak yang selalu dikoar-koarkan oleh Mr. Basit.
   Rakha punya akhlak yang baik, sopan, rajin, on time and punctual banget kalo masalah waktu, suka ngelawak dan sedikit… garing -.- tapi mampu buat kita semua tergelak lo :p he is perfect? Nobody’s perfect anyway :p jadi walopun punya semuanya, dia belum tentu perfect. Banyak kekurangan juga lo. Mau contoh? Oke, kadang dia masa bodo, susah banget dikasih tau, suka lepas tanggung jawab kalo lagi uring-uringan, sering nggak peduli, dan bla bla bla bla.
   Terlepas dari semua kekurangannya, Rakha ini punya banyak banget FANSFANATIK (guenggaktermasuk! :p ah, Kaka bo’ong ya? Idih, siapa juga yang bohong? Emang gue nggak nge-fans ko :p alah, alibi aja terus Ka :p ya ya, terserah lo aja deh :p nah lo? Kenapa jadi kalian berdua lagi yang berantem? Alah payah lu :p) balik ke fans-fans fanatiknya si Rakha, nggak usah diraguin lagi dah, dengan segala macam bentuk kelebihan yang dimilikinya, pastinya si doi punya banyak fans yang bejibun dari berbagai lapisan masyarakat. Apalagi ade kelas -_- wih, nggak ke-itung jumlahnya. Tapi lain halnya dgn seorang Rakha yang sama skali nggak nge-gubris celotehan dan aksi anarkis PDKT para ade kelas. Dia tetap bergeming dengan segala macam hal yang terjadi disekitarnya. Rakha… Rakha… manusia nggak sih? Hhh, walopun begitu, fans-fans doi nggak berkurang ._. malah tambah banyak. Pesan gue sama ade-adeku sayaaaaang… nggak boleh terlalu mengidolakan seseorang. Nggak bae buat keselamatan dunia da akhirat lo :p
   Kayanya ada satu hal yang terlewat. Apa ya? Oh ya! Cinta. Masalah asmara si Rakha sih agak-agak “blur” gimana gitu. Abstrak dah. Gue sih tau banget dia suka sama someone in his class, but apa masih? Wah, Wallahu’alam. Cinta Rakha—menurut gue—sama ke setiap orang—sama ke semua girls yang ada di 9C :)
   Yah, gue rasa cukup sekian talky-walky kita tentang pria berwibawa of the year. Semoga bacaan ini memuaskan semua fans Rakha yang nun jauh disana. Thanks.

Keep reading, all! Wassalam.

One point: God, I do really love them.


Matahari masuk dari celah-celah ventilasi tua itu…
Sinarnya yang menghangatkan tubuh seakan memerintahkanku untuk bergegas bangun
Tapi seperti biasa, aku meringis dari balik selimut sembari meggerutu “Ah, ini hari libur -,- menurutku, matahari baru akan terbit jam 12 nanti!”
Aku pun kembali memejamkan mata dan tertidur pulas -_-
   Tiba-tiba dalam tidurku, aku merasa seperti mengulang kembali rekaman hidupku 3 tahun terakhir. Tiga tahun yang kuhabiskan bersama orang-orang yang sangat kusayangi melebihi apapun. 9C. ya, Genkers :) tiga tahun yang berlalu begitu cepat. Hhh, waktu selalu melaju dengan kecepatan maksimal jika kita menginginkan sesuatu untuk tetap tinggal. Untuk tetap seperti ini.
   Ya begitulah, jika kita bersama orang-orang yang kita sayangi, sehari serasa sejam dan setahun serasa sehari. Rekaman yang ada diotakku terus berjalan. Mengingatkanku, menyadarkanku betapa berharganya waktu yang terlewat. Mengingatkanku pada setiap detik, menit, waktu dimana kami tertawa bersama, kecewa, sedih, marah, bahkan menangis bersama. Aku pun tak bisa mengelak pada kenyataan bahwa aku sungguh tak ingin melepaskan orang-orang itu. Aku tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa aku sungguh menyayangi orang-orang tengik, orang-orang gila dan aneh seperti mereka.
   Rekaman itu terus berjalan tanpa bisa ku hentikan. Seperti air mata yang terus mengalir jika harus mengingat bahwa waktu akan memisahkan kami. Jika suatu saat nanti kebersamaan, kemesraan, keindahan yang kami bangun harus runtuh dan hanya menyisahkan puing-puing kesedihan. Bila suatu hari nanti semuanya akan berakhir.
   Tidak! Aku percaya semuanya takkan berakhir. Semuanya akan tetap seperti ini. Semuanya akan baik-baik saja. Harus baik-baik saja.
   Tuhan, biarkan aku merasa egois kali ini saja. Aku menyayangi orang-orang itu. Orang-orang yang telah menjadi bagian dari hidupku. Orang-orang yang mengisi kekosongan hati. Mengisi setiap celah di relung hati ini.
   Aku merasa ada bulir-bulir hangat yang menjalari pipiku. Air mata. Aku menangis.
   Hujan yang terus mengguyur kota Palu turun lagi seakan langit turut merasakan sesuatu yang terjadi dalam tidurku. Sesuatu yang tersimpan dalam air mataku. Sesuatu yang berkelebat dalam pikiranku. Sesuatu yang menyesaki dadaku. Hujan… apa kalian tau? Hujan… apa kalian mengerti? Aku harap ya agar aku bisa berbagi kesesakan ini. Mengurangi beban. Beban ketakutan. Takut bila… tidak, aku tidak sanggup mengatakannya lagi.
   One point: God, I do really love them.

Saya ILFEEL+JENGKEL juga! :'(


 Assalamu’alaikum. Good night… sa mau cerita. Hear me now :p cekidawt! 
   Sebenarnya sa pengen skali mencurahkan semua perasaan yang berkecamuk di dada maupun di pikiran ini. Cuma… ya, Cuma… sa te tau harus mulai dari mana. I don’t know where to begin -_- pokonya hari ini saya sedikit jengkel, agak ilfeel, sedikit sedih, agak kecewa, sedikit ini, agak itu, dan sedikit agak lainnya. Pokonya ta hambur jadi satu! *nahlo? Ko ta hambur jadi satu?? Aneh nih -,-
   Well, saya langsung saja ya. Begini lo… dari lubuk hatiku yang palinnnnnnnggggg DALAAAAM mengatakan bahwa: hari ini kita dapat marah terus dari orang sekitar! :p entah apa yang mengakibatkan semuanya terjadi begitu saja *boh, padahal so ditau alasannya secara jelas :p* PERTAMA: pasti anda semua sudah tau kalo 9C itu ribuuuuutnya nggak minta ampun kalo lagi cerita. Nah kala itu di sebuah rumah sakit, kita lagi jenguk temen kita yang sakit-sakitan *ASTAGFIRULLAH* dia ada di KUTILANG kelas 3. Pas masuk, sa so punya perasaan te enak. Dalam hati “Ais, te enak ini. Te bisa ba ribut-ribut”
   Pas masuk ruangan saja kita sudah di sambut dengan “Ssssssssssssstttttttttt…! Jangan ba ribut!” uh—MENJENGKELKAN! Satu jam berlalu… (masa sih??) kita mulai asik menceritakan apa saja dengan Aulia (orang yang sakit :p) sampe MAMA-nya Aulia juga ikut nimbrung rame-rame. Sekali dua kali terdengar gelak tawa antara kita dan lagi lagi… “Ssssssssssssssttttttttt… jangan ba ribut eh!” Ai dkk terus mengingatkan jangan ba ribut. Tapi sebentar-sebentar… eh ribut lagi. Pokonya majas yang berbunyi “Suuuuuuuuuuuuutttt” lagi naek pamor hari itu karena terus dikoar-koarkan oleh mereka secara bergantian. Mulai dari Miftah yang “sok” belagak kaya penjaga hospital, terus Ai juga, dan Refky juga -_-“ tapi ternyata usaha mereka sia-sia karena tiba-tiba ada IBU-IBU yang nggak tau dari mana asalnya langsung teriak –teriak ampe tu urat udah pada keliatan :p heh! Beliau marah-marah sambil bilang kita itu RIBUUUUUUUUUUTTTTTTTTT SKALI. Terus bilang begini “He kamorang kira ini sekolah ha? Ketawa-ketawa pe ba ribut! Mengganggu pasien” teriaknya nggak pake minta ampun.
   GLEK!
   Suasana diruangan yang di penuhi oleh hampir semuanya lansia itu seakan mencekam ketika kibaran amarah si IBU sudah tak terdengar lagi. Hening bening. Hanya terdengar beberapa bisikan oleh penjaga pasien lain yang turut mendukung si IBU. Huh! Saya beserta teman-teman lain langsung ILFEEL! Sumpah! Sa kaya pengen langsung di telan bumi seketika daripada harus menerima tatapan menuduh tanpa iba kepada kami T_T saya dan teman-teman langsung ketar-ketir rasanya pengen ngacir keluar tapi nggak enak ama PEMARAH-PEMARAH itu! Nanti di kira kita gentar :p idih!
   Sa te terima! Wah, macam direndahkan. Next, kita diplototin ama tukang pel MTP. Te sengaja kita berdiri tepat di atas keramik yang pengen di pel sama tu OB. Heeeeeeh :’(
   Semoga semuanya takkan terulang lagi. Ilfeel, ning. S-E-K-A-L-I…
That’s all. Wassalam T_T

AYAH, MENGAPA AKU BERBEDA? Dad, why do I look different? :'(


Bila semua teman-temanku bernyanyi, aku hanya bisa terdiam. Aku tidak pernah tau harus bagaimana mengatakan pada dunia bertapa aku sangat ingin seperti mereka, bisa mendengar dan bernyanyi layaknya kehidupan normal.
Sayangnya aku terlahir dengan keadaan tuli, lebih sadisnya terkadang mereka orang-orang yang tidak pernah mengerti perasaanku berkata kalau aku “ BUDEK” dan itu dituliskan di kertas untukkku tepat di meja belajarku di kelas.
Tapi aku tidak pernah merasa ingin membalas semuanya, karena aku sadar inilah hidupku dan inilah takdirku.
Dulu semasa kecil mungkin aku tidak pernah merasa beban ini begitu besar dalam hidupku, ketika menyadari aku beranjak remaja dan melihat aku berbeda diantara sahabat-sahabatku. Di depan mading sekolahku tertulis sebuah pengumuman pembentukan tim musik sekolah, aku ingin ikut dalam tim itu tapi sayangnya aku hanya bisa meratapi nasibku. Aku pun pulang untuk bertemu dengan ayah, aku terduduk dengan wajah penuh kesedihan,
Dalam duniaku, hanya ayah yang bisa mengerti apa yang aku katakan. Walaupun itu harus dengan bahasa tangan yang ia pelajari dengan susah payah.
Aku mengetuk pintu untuk memberi tanda aku ada di kamar untuk bicara dengan ayah, ia melihatku dan melempar senyum.

“ Angel, ayo masuk. Silakan duduk disini nak, ada apa? Bagaimana pelajaran kelas kamu hari ini?”
Aku tertunduk, lalu ayah mulai bisa membaca wajahku.
“ Apa yang terjadi nak, ceritakan pada ayah?”
“ Ayah mengapa aku berbeda dari teman-temanku?”
“ Dalam hal?” tanya ayah padaku,
Aku menangis dan usiaku saat itu hanya 12 tahun dan duduk di sekolah menengah pertama.
“ Aku tidak bisa bernyanyi, tidak bisa mendengar.. Mengapa ayah?”
Ayah melihatku sambil tersenyum,
“ Apakah kamu merasa bersedih karena itu?”
“ Ya, aku sangat bersedih.. Aku ingin seperti mereka.. Bisa bernyanyi dan mendengarkan indahnya musik..”
“ Mengapa kamu ingin menjadi seperti mereka?”
“ Karena aku ingin menjadi tim musik sekolah, aku ingin ayah..”
“ Kalau begitu lakukan..”

Aku terdiam tidak bisa membalas pertanyaan ayah kemudian ia bangkit dan mengajakku ke ruangan gudang di belakang rumahku, ia mulai membersihkan debu-debu di sebuah meja panjang yang tadinya kupikir adalah meja makan. Ternyata itu adalah piano klasik. Aku memperhatikanya dengan heran,
“ Ini adalah peninggalan ibumu sebelum ia meninggal setelah melahirkan kamu, ayah sudah tidak pernah mendengarkannya sejak kamu terlahir..”
“ Lalu..?” tanyaku.
“ kamu mungkin terlahir tanpa bisa mendengar dan bernyanyi. Tapi kamu terlahir dari rahim seorang ibu yang berjuang agar kamu ada di dunia ini dan ayah percaya, Tuhan memberikan kamu dalam kehidupan karena kamu memang layak untuk itu.”
“ Tapi aku cacat, tidak normal dan tidak akan pernah bisa mendengar musik? Bagaimana caranya aku bisa seperti teman-temanku.”
“ Sayang kamu memang tidak bisa mendengarkan musik, tapi kamu bisa memainkan musik?”
“ Bagaimana caranya?”
“ Ayah ada disini untuk kamu dan percayalah, musik itu akan terasa indah bila kamu merasakannya dari hati kamu. “
“ Walaupun aku tidak bisa mendengar..”
Ayah duduk dikursi dan menyuruhku memperhatikannya bermain piano, Ia menutup matanya lalu memainkan arunan toth piano itu.
“ Anakku, rasakanlah musik itu dalam hati dan kamu akan tau bertapa Tuhan sangat mencintai siapapun makluk yang ia ciptakan. Walaupun kamu terlahir dengan keadaan cacat dan tidak bisa mendengarkan suara musik itu dari telinga kamu.. Kamu bisa dengarkan lewatkan hati kamu..”

Ayah mengajakku untuk menyentuh setiap toth piano dan kami bermain bersama, aku memang tidak bisa merasakan apa suara music itu tapi aku bisa merasakan nada dari jari yang ketekan dan itu membuatku bersemangat untuk berlatih piano klasik, aku tau ibuku adalah seorang pemain piano sebelum ia meninggal saat melahirkanku. Aku pun berjuang untuk bermain musik dan perlahan aku mampu membuat sedikit alunan music yang indah. Semua itu kurasakan dalam hatiku, semua itu kurasakan dalam jiwaku.
Beberapa minggu kemudian, aku mulai berani mendaftar dalam tim musik sekolahku dan guruku menerimaku walaupun ia tau aku cacat tapi setelah aku mainkan piano dan ia terkesan. Aku tau semua orang melihatku dengan aneh, seorang teman bernama Agnes datang padaku.
“ Hai orang cacat, apa yang bisa kamu lakukan dengan telingamu yang tertutup kotoran?”
Yang lain tertawa dan menambah kalimat yang melukai hatiku,
“ Dia mungkin mau jadi badut diantara tim kita, biarkan saja..”
Ejekan itu berakhir saat guruku datang, mereka semua kembali ke posisi mereka masing dalam alat music yang mereka kuasai. Ibu guru pembimbing kelas musik bersikap hangat padaku, ia memperkenalkanku pada semuanya.
“ Anak-anak mulai hari ini Angel akan bergabung dalam tim kita, semoga kalian bisa berkerja sama dengan Angel ya..”
“ Ibu apa yang bisa lakukan untuk tim kita, dia kan budek?” ejek Agnes.
“ Agnes!! ibu tidak pernah mengajarkan kamu untuk menghina orang lain, jaga sikap kamu. Walaupun Angel cacat secara fisik ia juga memiliki perasaan, tolong kendalikan kata-kata kamu.”
Aku senang ibu membelaku tapi itu malah membuat semua membenciku, ibu mempersilakan aku memainkan piano, dengan gugup aku bisa bermain dengan baik. Tidak ada satupun tepuk tangan dari teman-temanku, hanya ibu guru seorang. Ketika kelas bubar aku mendekat pada ibu guru, aku menuliskan apa yang ingin aku katakan kepadanya, Ia membacanya.
“ Ibu , aku mundur saja dari tim, aku tidak mungkin bisa menjadi bagian dari mereka. Karena aku ini cacat. Mereka tidak akan menerimaku?”
“ Tidak sayang, jangan berkata demikian, kamu special, kamu berbakat, mereka hanya belum terbiasa, percayalah kalau kamu sudah sering bermain dengan mereka. Kamu akan diterima dengan suka cita. Jadi ibu tidak mau mendengarkan kalimat kamu ingin mundur..”
“ Tapi bu, aku takut bila membuat semua jadi kacau.”
“ Anakku, beberapa minggu lagi, sekolah ini akan merayakan hari ulang tahunnya, ibu percaya kamulah satu-satunya orang yang layak mengisi tempat di bagian piano, karena teman kamu Rika ( pianis sebelumnya) telah mundur karena sakit cacar”

Aku pulang ke rumah dan memberi kabar kalau aku diterima dalam tim musik sekolah, ayah begitu gembira menunggu saat-saat aku akan berada dipanggung, ia terus melatih permainan pianoku. Aku tidak pernah cerita bertapa aku sangat diremehkan oleh teman-teman se-timku yang hanya menganggap aku sampah yang tidak layak disamping mereka. Mereka sering memarahi aku dengan kata-kata kasar lalu mereka menghinaku sebagai gadis caca, hal itu terus terjadi disaat kami berlatih persiapan untuk panggung sekolah . Mereka tidak pernah peduli apa yang kumainkan bila benar, mereka selalu bilang salah. Padahal aku yakin aku benar-benar memainkan musik piano ini, sedihnya saat aku bertanya dimana letak kesalahanku yang mereka jawab lebih menyakitkan.
“ Kamu ini tuli dan budek, bagaimana bisa kamu tau alunan musik yang kamu mainkan itu benar atau salah? Kamu membuat aku muak dengan sikap kamu yang sok pintar dan mencari muka di depan bu guru.” Kata Agnes padaku.
Aku menangis mendengarkan kalimat itu, aku berlari pulang ke rumah dan satu-satunya kalimat yang kudengar hanya satu. “ Pergi kamu gadis cacat, jangan pernah kembali ke tim kami, kami tidak sudi menerima kamu dalam kelompok ini.”
Aku menangis hingga di depan rumahku dan ketika aku tiba di gerbang rumahku, sebuah mobil ambulan ada didepan rumahku dan membawa ayah. Aku mengejar perawat yang membawa ayah, ayahku tampak tertidur tanpa bicara, seorang tetanggaku berkata padaku.
“ Ayahmu terkena serangan jantung, kamu ikut tante saja. Kita pergi bersama-sama ke rumah sakit.”
Aku shock dan menangis! Bagaimana hidupku tanpa ayah? Sepanjang perjalanan aku terus menitihkan air mata. Ayah tidak sadarkan diri sejak sakit jantungnya kambuh, ia memang memiliki sakit jantung sejak menikah padahal usianya masih sangat muda. tiga hari lamanya aku menemani ayah yang tidak pernah sadarkan diri. Tiga hari pula aku tidak pernah ke sekolah, bu guru bertanya pada Agnes mengapa aku tidak masuk hari ini?”
“ Mungkin Angel merasa tidak sanggup lagi bergabung dengan tim kita, dia itu bodoh bu! Selalu melakukan kesalahan dan dia pergi begitu saja saat latihan dan tidak pernah kembali hingga saat ini.”
Ibu guru mencoba pergi ke rumahku, tapi tidak ada seorang pun orang dirumahku. Aku tau beberapa hari lagi perayaaan musik di sekolahku akan dimulai. Mungkin memang sudah menjadi garis tangan hidupku, aku tidak boleh menjadi tim sekolah. Padahal aku sudah berjuang maksimal berlatih piano di rumah. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menjaga ayahku karena ia lebih penting dalam hidupku, ia satu-satunya sahabatku yang bisa mengerti keadaan ku setelah ibu meninggal dunia.
Ya Tuhan jangan ambil ayahku, doaku setiap saat kepadanya

Seminggu kemudian,
Ayah tersadar dan melihat aku disampingnya. Ia tidak bisa bicara banyak, selain bertanya mengapa aku disini, mengapa aku tidak berlatih bersama tim musik disekolahku, aku berpura-pura berkata padanya kalau mereka memberikan aku izin menjaga ayah. Ayah marah padaku, ia bilang aku harus segera latihan dan ia ingin aku tampil disana.
“ Jangan pedulikan ayah saat ini, yang penting kamu harus bisa buktikan kepada semua orang kalau kamu bisa bermain musik dan tunjukkan kepada mereka kamu gadis yang sempurna ”
Aku tau itu berat, tapi aku tidak ingin ayah bersedih mendengar penolakkan sahabatku di sekolah, ia berjanji padaku akan lekas sembuh asal aku terus bersemangat latihan musik. Akhirnya aku pun pergi ke sekolah kembali dan masuk ke kelas musik. Ibu guru menyambutku dengan baik, dan langsung memintaku berlatih. Setelah ia pergi, Agnes dan kawan-kawan mendekatiku, mereka mendorongku hingga terjatuh.
“ Kamu itu makluk Tuhan paling menjijikan, jangan membuat tim kami malu dengan kehadiran kamu di tim music kami. tidak punya malu, padahal kami sudah mengusirmu..”
Aku terdiam, seorang teman mengatakan pada Agnes,
“ Percuma dia tuli, dia ga akan mendengarkan apa yang kita bicarakan.”
Agnes marah merasa aku tidak mendengarkan semua kemarahannya, Ia bersama teman-teman mendorongku hingga keluar ruangan, aku mengetuk pintu dan ketika tanganku berusaha membuka pintu, mereka menjepit tanganku tanpa ampun, aku berteriak kesakitan dan mereka tidak peduli
“ Astaga dia bisa menjerit juga ya.. kirain dia itu bisu, bisa teriak juga hahaha “ ledek mereka.
Mereka menyiksaku dan aku tidak berdaya. Tanganku terasa mati rasa, mungkin jariku patah. Aku meminta tetanggaku untuk membalut luka ini dan ia sangat terkejut dengan keadaanku. Aku berkata padanya aku terjatuh di jalan. Tapi aku tidak akan pernah menyerah untuk menjadi tim musik kelasku. Hingga hari itu tiba, dengan luka balut tanganku aku muncul di sekolah. Sebelumnya aku mengatakan pada ayah .
“ Ayah hari ini aku akan bermain musik dihadapan semua orang, ayah harus mendengarkan ya. “
“ Anakku, ayah pasti mendengarkan. Maaf saat ini ayah sedang sakit, ini adalah hari istemewamu. Tapi ayah sudah pikirkan bagaimana caranya. Ambil telepon genggam ayah dan biarkan itu menyala saat kamu mainkan.”
“ Baik ayah.” Aku menuruti ide cermerlang ayah.
Saat aku keluar ruangan, dokter mengatakan hal kecil disamping ayah “ Jantung anda melemah, anda harus terus berpikir positif sehingga cepat sembuh”
“ Anak saya akan manggung hari ini, itu membuat saya cemas”
“ Percayalah , anak anda adalah gadis luar biasa..”

Aku menangis menuju sekolahku, Saat aku tiba di sekolah, Agnes dan kawan-kawan melihatku dengan jijik. Sepertinya mereka tidak mau aku di panggung, mereka manarik bajuku dan menamparku di belakang panggung.
“ Pergi cepat, jangan pernah ada disini, kami akan tampil tanpa kamu. Cepat pergi? Sebelum ibu guru datang”
Tidak, aku tidak akan menyerah walaupun mereka menyiksaku. Aku sudah berjanji pada ayah untuk bermain musik di acara sekolah. Karena mereka mendapatkan aku tidak menyerah, akhirnya mereka mengancam tidak akan tampil dan memaksa aku tampil seorang diri, mereka ingin membuatku malu.
“ Baiklah, kami tidak akan tampil. Dan silakan kamu tampil sendirian, jadilah badut diatas panggung..”
Aku tidak mampu berbuat apa-apa ketika mereka mengikat rambutku layaknya orang bodoh, memoles mukaku dengan cat warna merah menyerupai badut sirkus. Aku tidak peduli, aku hanya ingin ayah bahagia dan menepati janji kepada ayah untuk tampil dalam panggung itu. Setelah puas mendandaniku seperti badut mereka pergi mendorong aku diatas panggung saat ibu guru yang bertugas menjadi pembaca acara memanggil tim kami dan aku muncul sendirian, mereka semua berlarian mengumpat.
“ DImana yang lain?” tanya ibu guru,
Aku terdiam, semua orang yang ada di bangku penonton menertawakan aku, mereka melihat badut yang sedang berada diatas panggung, aku sungguh tidak bisa berbuat-apa ap.
“ Astaga apa yang terjadi padamu dan yang lain pergi kemana? Kita tidak akan bisa menjalankan acara music ini.”

Aku mengambil kertas dan menuliskannya
“ Bu, izinkanlah aku bermain piano ini, aku sudah berjanji pada ayah untuk bermain piano , ia sedang terbaring lemas di rumah sakit, jantungnya melemah hari ini, aku takut ia akan semakin buruk bila tau aku gagal bermain bersama tim musik di sekolah”
Ibu menatapku, ia sadar bertapa aku sangat sulit.
“ Baiklah mainkanlah piano ini, tunjukkan pada dunia kalau kamu adalah orang special dengan musikmu”
“ Terima kasih bu.”
Ibu guru memberikan kata-kata sambutan kepada penonton yang terus tertawa karena melihat badut sepertiku, tapi aku tidak peduli. Dengan keunggulan 3g, aku mengadakan video call dan ayah tersenyum padaku memberikan semangat, keletakkan telepon itu diatas meja piano.
“Tuhan bimbing aku agar semua berjalan dengan baik. Dan dengarkanlah musik ini..”
Setiap denting musik mulai memecahkan semua tawa yang awalnya menghujatku, menghinaku, arunan musik ini membawa perjalanan kisahku untuk berjuang menunjukkan pada dunia, aku memang terlahir cacat, aku tidak pernah tau apa artinya musik, tidak tau bagaimana suara burung, suara ayah bahkan tragisnya aku tidak pernah tau suara yang keluar dari mulutku sendiri.
Tapi aku percaya, aku tercipta bukan tanpa tujuan dalam dunia ini. ketika lagu itu usai kumainkan, semua berdiri dan memberikan tepuk tangan, aku menangis. ibu guru memelukku, aku ingin ibu menyampaikan pesanku kepada penonton.

“ Terima kasih, memberikan aku kesempatan untuk berada ditempat ini. Kini aku tau mengapa aku berbeda, karena Tuhan mencintaiku. Aku tidak akan marah pada Agnes dan teman-teman, aku bersyukur karena mereka mengajarkan aku tentang ketekunan dan ikhlas. Termasuk ayah, yang selalu bilang padaku “ kita tidak perlu merasa sedih dengan keadaan kita, bagaimanapun bentuknya. Karena Tuhan memberikan kita nafas kehidupan dengan tujuan hidup masing-masing”
Ya aku percaya itu.
Tamat.