Senin, 18 Juni 2012

Hasta la vista


Tanggal 17 Juni, seorang Dini benar-benar bertolak ke Pekanbaru. Pasalnya ia akan melanjutkan sma disana. Saya dan teman-teman lain tentunya sangat menyayangkan kepergiannya. Bukankah tetap bersama akan lebih baik? Tapi mungkin, ke Pekanbaru adalah pilihan yang tepat buat Dini.
Kami, segenap teman-teman tentu merasa sedih, tetap ada yang hilang dari kami.
Satu-satu tetes airmata meleleh dari mata teman-teman, saya waktu itu hanya berkaca-kaca saja. Melepas Dini didepan ruang tunggu benar-benar bikin bendungan perasaan meluap-luap. Memang melepaskan itu sulit. Kenangan-kenangan tiga tahun yang terlewat kembali berkelebat, masih segar dalam ingatan. Hangatnya kebersamaan, gelak tawa, airmata dan berbagai hal lainnya. Sesuatu yang kita bangun dalam tiga tahun, memori. Hari itu, Dini menangis, padahal dua boneka panda besar sudah ada ditangannya. Belakangan ini, saya tau, Dini itu suka boneka panda hehehehe. Saya akui, Dini adalah salah satu orang yang jarang menangis, dia adalah sosok yang ceria, masa bodo, dan tidak peduli. Tapi hari itu, dihari keberangkatannya, dia meneteskan airmata dan cepat-cepat melapnya dengan jilbab dan punggung tangannya. Tiada yang tau, mungkin dalam pesawat, dia malah menangis sesenggukan hahahaha. I know it, Din. Tapi sayangnya, tidak semua anak 9c yang turut mengantar kebandara. Mereka yang tidak datang hanya sempat menitip salam perpisahan dan doa. Doaku juga Din, selalu terselip buatmu...
Setelah sempat sekali berpelukan, Dini pun kembali masuk dan duduk diruang tunggu. Kami memutuskan naik ke atas, ke tempat anjungan pengantar/waiting gallery.
Beberapa saat kemudian, terlihat Dini yang berjalan menuju boeing yang akan mengantarkannya ke Pekanbaru, kami cuma bisa melambai-lambaikan tangan kearah Dini. Berdoa agar dia tiba di Pekanbaru dengan selamat.
Hasta la vista for you, Dini. Let us meet in the future.                                                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar