Rabu, 30 Mei 2012

Sakit


Usai latihan saman, badan sakit semua. Hal itu tak perlu dielakkan lagi. Tapi bagiku, itu adalah kesakitan terhebat yang pernah saya alami. Lutut bagian bawah berubah warna menjadi ungu-kebiru-biruan, punggungku seperti diremas-remas, sakit sekali. Saya merasakan ngilu dijari-jari tangan dan pergelangan tangan, lututku ngilu tidak tertahankan, sendi-sendiku kayaknya rontok semua, mata berair, mulut keluar darah, telinga keluar nanah. Oke oke some of them are lies. Saya tau ini sedikit berlebihan tapi itulah yang saya rasakan saat ini—setidaknya beberapa hari lalu. Sekarang saya merasa sedikit lebih sehat dan tidak sakit sakit badan.
Saya ingat beberapa hari lalu, setelah pulang dari latihan, saya berjalan terseok-seok dari sekolah. Capeeeek skali rasanya. Mungkin itu karena belum terbiasa dengan latihan keras. Lantas saya langsung berbaring diatas tempat tidur, menarik selimut, memasang headset ditelinga sebelah kiri, mencari SKIP FM yang sedang mengudara, mendengarkan beberapa lagu dan akhirnya tertidur. Lelah sekali rasanya. Bukan hanya lelah, tapi penat.
Saya mencoba melepaskan penat dengan cara tidur namun ternyata kurang berhasil. Saya terbangun dengan napas memburu, ngos ngosan, badan penuh peluh, dan bayang bayang mimpi buruk lagi. Mimpi buruk untuk kesekian kali. LAGI. Saya sendiri bingung apa yang terjadi dengan saya yang selalu mendapati mimpi buruk satu minggu belakangan. Terlebih-lebih saat malam, saya memilih untuk tetap terjaga sampai jam 3 subuh dan baru akan tidur setelah jam itu. Dengan tujuan agar saya bangun lebih cepat tanpa mengalami mimpi mimpi yang membuat saya sesak.
Saya berpikir, mungkin saya hanya terlalu capek sehingga sering mimpi buruk. Saya sering mimpi dikejar kejar orang. Entah orang apa. Orang jahat mungkin. Suatu waktu, saya mengadu pada Izzah, dia bilang: eh katanya guruku, kalo sering mimpi buruk, berarti kita tidur sama setan. Saya yang mendengarnya langsung merinding, tidak berani membayangkan bahwa selama ini saya tidak tidur sendirian tapi malah tidur sama setan. Saya bukan main takut dan frustasi. Izzah juga menyarankan agar saya jangan lupa mencuci kaki sebelum tidur, berdo’a dengan lengkap dan tidur dengan pose yang benar. Semuanya sudah dilakukan tapi tidak ada hasil. Saya tetap bermimpi hal hal yang tidak enak. Bingung dengan ini, saya hanya pasrah. Siapa tau dari sekian banyak mimpi buruk, saya akan bermimpi bertemu pangeran yang akan menolongku dari mimpi buruk yang terus mengukung *wakakakakakak dongeng abis*
Beberapa hari lalu juga, saya merasakan nyeri didada. Apalagi kalo lagi tidur, dadaku rasanya dibebani ber-drum-drum minyak tanah. Sakit. Sesak. Terpaksa saya memilih duduk berjam berjam hanya memandangi pintu kamarku yang cokelat muda. Tapi sedekit kemudian, saya teringat Fadlun yang hari itu baru pulang dari Balikpapan. Baru saja saya ingin menanyakan apakah saya boleh datang malam ini atau tidak, eh si Fadlun sudah nyuruh duluan. Ya sudah, akhirnya nyeri didada itu terlupakan sejenak. Mengingat novel-novel yang Fadlun janjikan akan ia pinjamkan setelah dia balik ke Palu.
Setelah pulang dari rumahnya Fadlun, nyeri didada benar benar pergi. Ternyata bercerita tentang banyak hal tentang Balikpapan dan tertawa-tawa bersama benar-benar bermanfaat.

Mishfah Fathiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar