WELCOME TO MY MARCH!
Rabu, 29 Februari 2012
29 Feb.
29 FEBRUARI.
Perasaan, saya baru tulis entri tentang 29 Januari. Eh sekarang sudah tanggal 29 Februari. Waktu merayap, merangkak, berjalan dan akhirnya berlari begitu cepat. Antara merasakan dan tidak merasakan perguliran itu, Alhamdulillah… saya masih bisa menikmati kehidupan yang IA berikan. Saya masih merasakan nafas kehidupan yang IA tiupkan pada setiap hamba-NYA termasuk saya.
Alhamdulillah…
Kamis, 23 Februari 2012
ABI ^^
Personil ABI. Yipoo! :D saya baru tau kalo ternyata Nada juga memanggil sosok ayah dengan sebutan ABI. Ckck
So, Fiqri—Nada—and me of course.
Tripleks in me, Adit and Ramdhan :D
Rabu evening. 28:39.
Besok BTE lagi. Innalillahi. Sekarang saya yang uring-uringan mo cari tripleks dimana. Sebenarnya, saya mau menjadikan Nada sebagai target membawa tripleks. Hanya saja tadi sore, ia datang dengan wujud sms dan mengaku bahwa ia tidak bisa membeli tripleks dikarenakan Abinya belum pulang. Eaea -_- sama Nadaaaa. Abiku jga belum pulang kasian tapi dengan rasa penuh tanggung jawab, saya memberanikan diri untuk mengambil bagian membeli tripleks. Siapa lagi yang bisa dimintai tolong membeli kalo bukan Abiku? Setengah hati saya mengirim pesan singkat dengan tujuan meminta tolong belikan tripleks. Seperti biasa, Abiku hanya membalas: Iya…..
Fiuh. Alhamdulillah.
Satu jam kemudian… hamaaaa Abi besar skali tripleksnya! (dalam hati) kalo betul sa bilang begitu, hih so di jotos dari tadi saya. Sudah ba minta, ba protes lagi. Itu juga Pak BTE, ba suruh beli tripleks ukuran 2x2. Evanambasompu! Beberapa saat kemudian, saya dilanda kegalauan lagi. “Hai bagemana sudah saya mo bawa ke sekolah besok ini? kong pe besar jo. Te mungkin saya minta tolong Abiku lagi mo ba gergaji sampe itu tripleks jadi kecil-kecil (supaya gampang dibawa kesekolah pake motor). Atuuuut~ ya sudah, saya memutuskan utk membawa tripleks jumbo itu malam ini juga ke sekolah. Kakaku pun bersedia mengantar malah setengah mendukung aksi sedikit miring ini. di lain sisi, Adit berangsur-angsur mengirim sms serta merta bertanya dimana seharusnya membeli tripleks.
“Di toko bangunan”
“Io, dmna?”
“Di Masomba”
“Dimananya?”
“cgrfdthevcgbvhdbjdnsdjk… tapi kayanya kalo malam so tutup”
“Kluar dlu..”
Beh dorang ini sudah di depan ini. Adit en Ramdhan. Terpaksa, sya yang baru pulang dari fotokopi—mengambil buku AKASIA Matematika—menyeret-nyeret kakiku ke depan.
“Weh dimana?”
“Ada itu di Masomba tapi kalo malam begini sudah tutup. Eh kamorang liat saya punya tripleks. Besar skali. Kalo mau baku potong lah”
“Coba mana sa liat”
“Sini e”
Sejurus kemudian, telah tersedia dua buah gergaji karatan, mistar besi panjang, spidol permanen, batang kayu sebagai penyanggah dan tentunya tripleks jumbo yang siap disembelih menjadi dua bagian. Saya dengan kidmat mengamati Kakaku yang dengan senang hati membantu menggergaji. Adit yang hanya mampu memeberi sedikit penerangan melalui senter dari hape kulu-kulunya dan Ramdhan yang dengan takzim berjongkok di samping pagar—mengamati Kakaku yang sedang berjuang menggergaji. Melihat sosok Ramdhan yang hanya diterangi temaram venus di ujung mata, he looks so dazzle *Wasekskali :p* sementara Adit, terus berceloteh tentang Novi yang hapenya tidak bisa mengirim sms dan terpaksa menggunakan hape mamanya untuk membalas sms dari Adit.
Akhirnya… acara pemotongan selesai. Walaupun ukurannya sedikit berbeda, intinya barang itu terbagi dua dan otomatis akan lebih mudah dibopong ke sekolah nanti.
“Weh sudah bawa kesekolah sudah sana. Bawakan juga tripleksku ha. Taro di kelas”
“Iyo. Ayo Ramdhan pigi kita. Weh, pegang ini tripleks”
“Iyo sabar. Ba buka pagar ini dulu”
Akhirnya… Adit yang mengendarai motor serta Ramdhan dan dua lembar tripleks yang dibonceng dibelakang bergegas ke sekolah. Terlihat skali Ramdhan yang kesusahan menggandeng dua lembar tripleks yang juga masih jumbo walau sudah di potong dua.
“Weh hati-hati!”
“Weh Adit mo jatuh he mo jatuh”
“Weh Ramdhan jangan ba goyang-goyang”
“Dada! Becareful! Hati-hati ada Udo di kelas”
Sampai mereka jauh, masih juga terdengar Adit dan Ramdhan yang berganti-gantian menggerutu membawa tripleks jumbo di malam Kamis. Haha. Andaikan Ramdhan terjengkang ke belakang dan jatuh… Oh no!
Selasa, 21 Februari 2012
Zibzebzob boing :D
Zibzebzob boing :D
Ada permainan baru yang kita dapat dari Mam Mita tadi. Permainan gila -_- gila karena bikin sakit perut dan mata berair. Permainan sederhana ini berubah wujud menjadi permainan yang penuh dengan tawa karena masing-masing dari kita baru memainkannya dan belum terlalu mahir di dalamnya. Makanya ketika ada yang salah sebut, maka dengan otomatis, kita langsung tertawa terbahak-bahak. Menertawakan kesalahan sendiri dan teman-teman yang lain. Macam-macam ekspresi yang muncul saat memainkan permainan unik ini. ada yang dengan pedenya mengucapkan “boing” setelah “zeb” padahal seharusnya dia mengucapkan “zob” -_- ada yang ketawaaaa terus sampe tdk mampu untuk berucap apapun *biyah* :p beh pokonya keren lah. GEGER :D ada lagi satu permainan baru. Namanya… sa te tau. Kali ini permainannya lebih susah. Saya tdk mengerti makanya kalah di pertama kali main. Payah jah.
ZIBZEBZOBBOING, wengwengweng! :D ckck
Hati yang berkabung, kalut, kecewa...
Rasanya—hatiku berkabung sampai-sampai warnanya yang merah tua berubah menjadi “hitam pekat” sejak beberapa puluh jam yang lalu. Ada yang merubahnya. Merubah kombinasi warnanya.
Malam ini, langit lagi-lagi menjatuhkan beribu-ribu air matanya. Menghujam bumi tanpa ampun. Rinai hujan seperti mendapatkan iramanya sendiri. Irama yang pas untuk mengiringi hati yang sedang kalut, bingung, kecewa… ada sesuatu di sana. Ada sesuatu yang salah. Ada yang keluar dari jalur dimana mereka seharusnya berjalan. Mereka tidak lagi beriringan… tidak lagi menciptakan tawa yang menggelitik perut atau sekadar berbasa-basi. Kaku. Canggung. Apa yang sedang terjadi atau apa yang telah terjadi? Saya sama skali buram tentang hal itu—awalnya. Saya yang bingung terus bertanya pada mereka yang tau: ada apa? kenapa? Blablablablablablabla and bla. Separuhnya terjelaskan oleh beberapa orang. Oh begitu—itu reaksi yang mampu saya berikan pada awal penjelasan mereka. Sebenarnya, saya sedikit banyak tau tentang “hal” itu tetapi hanya mengganggapnya sebagai angin lalu atau debu yang berterbangan. Saya tenang-tenang saja tetapi tidak bagi mereka. Ada yang tersinggung dan marah, ada yang kecewa, ada yang biasa-biasa saja, ada yang tidak peduli bahkan masa bodo. Dan saya masuk di kategori paling terakhir. Jujur, saya tidak terlalu mempermasalahkan “hal” itu karena setiap orang melihat sesuatu dari kacamata yang berbeda (menurut AWP) dan memang saya melihatnya dengan sudut pandang yang sama skali berbeda.
Saya tidak pernah bermaksud untuk memihak pada pihak manapun walaupun mungkin Mba melihat bahwa saya berat ke mereka. Saya juga tidak membela siapa pun. Saya menolak mengikuti “perbincangan” pada jam istirahat lalu karena tidak ingin menggoyahkan pikiran yang sudah saya tata agar tidak memberatkan pihak manapun. Saya juga tidak tertarik karena saya bukan orang yang dia (Mba) bicarakan—tutur Jihan tadi.
Intinya, ada yang telah terjadi dan membuat seutas tali tipis yang mengikat kami menjadi kendur—tidak kuat lagi. Bukan berarti tali itu putus… tidak. Tali tipis itu masih bisa bertahan apabila orang-orang yang diikatnya pun mempertahankannnya. Saya tidak tahan dengan suasana canggung. Bicara apa adanya, datar tanpa ekspresi, kegilaan yang memudar. Semuanya hampa. Jelek -_- saya tidak suka. Maka luruskanlah apa yang telah bengkok dan kembalilah ke jalur dimana kalian harusnya berada. Kembalilah tertawa, berbagi, dan bersama walaupun semuanya “mungkin” tidak akan sama lagi. Saya sedih dan kalian tau… langit pun ikut sedih beberapa jam yang lalu. Menangis malah. Ia turut berkabung atas keegoisan, keangkuhan, kegengsian, kesaling mejatuhkan yang sangat tampak di diri kita masing-masing. Saya salah. Saya lalai. Tidak bisa saling menginatkan untuk tetap berpegangan dan membiarkan kalian bercerai berai. Saya terlalu lemah untuk saat ini. sangat lemah untuk menjalin jari-jari mereka agar bersatu kembali. Seperti dulu…
Be right back soon, please.
Ketenangan.
Jalanan masih basah. Mengkilap ditimpa cahaya lampu motor dan mobil yang berseliweran di Jalan WR. Monginsidi. Bau tanahnya menguap ke udara, menyisakan sejumput ketenangan. Menjanjikan sebuah ketenangan abadi yang sulit untuk didapatkan. Ada bayangan disana—di kubangan air hujan. Bayangan itu bergerak-gerak.
…
Di depan apotik, saya menunggu Abiku selesai membeli obat. Saya memilih untuk duduk karena merasa lelah tapi tertarik dengan kubangan air hujan yang ada di depan. Saya melihat bayanganku disana. Hitam. Sehitam hati dan pikiranku saat itu. Menghirup udara malam setelah hujan adalah hal yang menyenangkan. Seakan-akan semua beban yang berebut tempat di atas punggungku—berkurang.
Senin, 20 Februari 2012
Teka-teki cinta :p wohowow xD
- Jika karpet itu berganti lima kali, aku akan menjumpaimu di tempat dua ular saling berlilitan pada tongkatnya, saat Proklamasi dibacakan.
- Harinya adalah tiga setelah Fatahillah mengusir Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Masanya sampai pada perang di Ponegoro. Namun orang-orang merana itu tahu, saat mati, jasad mereka akan merana terkubur jauh dari tanah tumpah darah mereka sendiri. Aku yang menunggumu adalah Adriana, pada mimpinya yang tak pernah mati.
- Dia menjual mobilnya untuk membangunku, temui aku di tempat aku menunjuk. Pada waktu wafatku, Adriana.
- Besok saat tiga dalam satu berakhir . Sang penari harus menemui tuan tanahnya di kepala naga saat gelap.
- Tempat di mana anak panah Arjuna Berada. Cari dan bawalah padaku panah itu. Pada saat tiga menjadi satu dimulai.
- Aku adalah negeriku yang kuhadiahkan pada kota ini. Naiklah ke punggungku dan lihatlah bintang di langit, apa yang kau temukan? Terbanglah ke sana dengan jubah yang dijaga dua malaikat.
- Temui aku dikubangan lumpur tempat kerbau memadu kasih, pada saat mereka meresmikan aku. Bawalah bingkisan hatiku untuk hatiku. Temui aku pada apa yang dikatakan polisi tentang politikus Betawi itu.
Minggu, 19 Februari 2012
Sakit mulut T_T
Mungkin kali ini terdengar aneh di telinga kalian. Sakit mulut. Aneh kan? -_- biarpun aneh tapi itulah yang saya rasakan sekarang. Sakit mulut. Ada rasa nyeri yang mengetuk-ngetuk mulut bagian bawahku, di belakang daguku (bagian dalam) rasanya saaaakit skali. Sakitnya sungguh tidak tau diri. Saya lupa kapan pertama kali saya mendapat keluhan sakit pada bagian bawah mulut, kira-kira empat atau tiga hari yang lalu lah. Di hari pertama pas bangun tidur memang sudah ada rasa nyeri cuma tidak terlalu berasa seperti sekarang. Nah saya pikir hanya sakit-sakit biasa. Eh setelah beberapa hari, rasa sakitnya bertambah. Sampe-sampe bikin saya susah bicara, susah makan (tapi tetap banyak makan beh :p), dan paling fatal lagi, susah ketawa! TOT Mace juga belum tau, mau dikasi minum obat apa supaya rasa sakitnya hilang. Ya Allah… sakit skali. Saya menjerit-jerit dalam hati, ya kerena kalo menjerit betulan, saya sudah bayangkan betapa sakitnya mulutku nanti -,- dan kalian tau? Ada sariawan yang tumbuh bersebelahan dengan tempat dimana rasa sakit itu melonjak-lonjak ._. mengerikan~ oh iya, Mamaku bilang katanya rasa sakit itu ada karena keberadaan jerawat yang berada di dalam mulutku. Apa ada jerawat yang tumbuh di dalam mulut? Saya dan Mamaku pun tidak tau pasti. Saya juga belum sempat konsultasi tentang ini, hiah… saya takut si dokter te bakal mengerti atas keluhan sedikit aneh -_- malah tadi, Audry and Winda sempat kasi solusi agar merujuk ke dokter THT (telinga, hidung, tenggorokan) ais, tapi iya ga? Adakan sakit mulut kong pigi ke THT? Abalahbalah.
Sabtu, 18 Februari 2012
Kriteria macam apa itu?
Kriteria :
dan
Kalo kw sy rasa cma 2 katagori kw msuk.. Tinggi sama kuat makan!!
-_-
Ada hadiah pagi itu... -_-
Ada hadiah pagi itu. Hadiah yang sangat spesial bagi 9c. Ada sesuatu di sana. Di pojok—tempat Aulia dan Audry duduk. Baunya yang semerbak sama skali tidak menarik hati. Sesuatu itu… biyah. Ampuuuun! Pas masuk kelas kemarin pagi, berdiri di pintu saja, something itu sudah memamerkan baunya yang membuat seluruh saluran yang ada di tubuh manusia tertutup saking baunya. Pas apel, PAK ANDI dengan senang hati meminta, menyuruh, minta tolong ataupun apapun istilahnya—kepada anak-anak laki-laki 9c untuk membersihkan dan mengangkat sesuatu itu untuk dikembalikan ke alamnya yang damai. Zzzz. Dengan berat hati, mereka berjalan gontai menuju kelas. Sir Andi masih sempat berkoar bahwa beliau akan turut membantu. Membantu dengan do’a. Kasiaaaan.
Usai apel, kita—para wanita perkasa milik 9c kembali menengok anak-anak laki-laki yang dibebani amanah membersihkan sesuatu itu. Terlihatlah kesibukan mereka menyapu, mengepel, ba angkat ember, semprot sana-semprot sini, dsb. Dengan berbekal sarung yang dililitkan di muka masing masing demi menjaga sistem penciuman (?) agar masih bisa berfungsi dengan baik, mereka dengan ikhlas membersihkan kelas dari serangan umum 18 Feb tadi pagi. Good boys. Sambil menunggu pembersihan kelas, kita memilih kembali bernosalgia dengan beberapa permainan masa dulu, seperti: ampar ampar pisang, domikado, dll. Dikarenakan semangat yang begitu membara, kita bermain dengan suara tawa ngakak ples terbahak-bahak. Semua orang yang ada di TKP otomatis menoleh dengan alis berkerut. Terlihat Fandy yang jengkel dan mengatakan sesuatu yang sama berulang kali “He, sa kasi masuk play grup nanti kamu ini” ada juga “We ingat umur e. Ingat umur. Co liat Jian yang so tua itu. Hiiiih” ada juga “Eh, ayo kita bilang Pa Basit, bangun TK Al-Azhar baru kita seret semua dorang ini” atau macam-macam yang boysnya bilang. Saya cuma ngakak dalam hati. Betul juga. Kita—the girls macam cocok skali kalo masuk play group. Ets, kelakuan boleh anak-anak. Muka kita juga mendukung lo :p muka anaana—unyu2 bageman begitu. Tingkah kita memang paly group, tapi pikiran dan hati kita itu… ah, something like veryvery different. Dewasa.
Semoga lain kali te ada lagi hadiah-hadiah seperti pagi itu. ISTIGFAR -_-
Sesuatu itu...
Dia sedang mengejar sesuatu yang nyata-nyata berada jauh di depannya. Jauh skali. Entah apa yang membuat dia senekat itu kali ini. Dia terus berlari mengejar sesuatu itu tapi tak kunjung sampai di tempat sesuatu itu berada. Sisi lain dirinya telah mengingatkan bahwa dia hanya akan berdiri di atas kegagalan. That she will be in vain. Tapi sisi lain dari dirinya berontak dan malah memerintah kedua kakinya untuk terus melangkah maju bahkan berlari sekuat tenaga. Kedua tangan kecilnya menggapai-gapai sesuatu itu. Tapi tidak… itu masih sangat jauh.
Tiba-tiba dia berhenti. Napasnya memburu. Tersengal-sengal. Peluh bercucuran dari dahinya. Letih bukan? Sesuatu bersuara. Ya, dia letih. Capek. Hatinya, pikirannya, apalagi fisiknya. Semua terasa melelahkan. Perjuangannya… ha? Apakah semua itu merupakan sebuah perjuangan? Perjuangan apa? sesuatu bersuara lagi. Perjuangan dengan cara berlari menggapai-gapai sesuatu yang tidak jelas di depan sana? Suara itu menuntut. Dia bergeming dan jatuh terduduk. Sesuatu itu tambah jauh dari jangkaunnya hingga hanya kelihatan seperti titik di kejauhan sana. Dan lama-kelamaan sesuatu itu lenyap dari pandangannya. Dia berteriak dengan napas yang masih tersengal-sengal. Dia meneriakkan sesuatu itu. Tidak. Itu bukan sesuatu. Itu seseorang. Dia berteriak memanggil nama seseorang.
“……….!”
Tidak ada sahutan. Tidak ada jawaban.
Sesuatu yang bersembunyi di balik kelopak matanya akhirnya berhamburan keluar. Pandangannya nanar menatap sosok yang tidak lagi nampak jauh di depan sana. Dia terisak. Tersedu-sedu. Dia tidak pernah berpikir akan sesakit ini. Itu yang kau kejar? Suara itu datang lagi. Itu yang membuatmu berlari seperti orang kesetanan? Lagi-lagi suara itu menuntut. Itu yang membuatmu nekat? Melakukan hal-hal bodoh dan tolol lainnya sebelum ini? Apakah ada alasan yang lebih masuk untuk semua ini? Suara-suara itu terus berdatangan, membuat telinganya sakit.
“Anak bodoh” tidak ada lagi sahutan-sahutan lain setelah itu. Anak bodoh? She is. STUPIDO. Anak itu—dia bangun dari duduknya setelah menumpahkan semua persediaan air matanya kemudian berjalan pergi. Berlawanan arah dengan sosok yang tadi dikejarnya. Dia sadar, dia tidak lagi mengejar-ngejar sesuatu itu. Dia berpikir, masih banyak sesuatu-sesuatu lainnya yang harus dia kejar di luar sana. Ada yang lebih membutuhkan gapaian kedua tangannya. Perhaps him…
Jumat, 17 Februari 2012
Mameeen en Adriana :p
ADRIANA. Labirin Cinta Di Kilometer Nol.
Sungguh novel yang sangat menginspirasi seorang MISHFAH FATHIYYAH *ebeh* novel yang penuh dengan sejarah perjuangan Indonesia, zaman dimana Indonesia masih di bawah kekuasaan para penjajah. Pokonya wahwahwah. Yang paling menarik adalah teka-teki menuju cinta *biyah* teka-teki yang masih tetap mengandung unsur-unsur/simbol-simbol masa perjuangan. Salut. Bahkan, sya mampu membacanya dalam kurun waktu 5 atau 4 jaman begituan lah. Menarik. Really interest! Manymany thumbs for that. For you, read it ha.
![]() |
Don’t miss it, guys. |
Geger -_-
Marah? Tidak lah. Kecewa? Tidak lah. Pengen menangis? Sembarang beh. Lebih tepatnya—sya kurang suka dengan cara (anda). Sya tdk berhak menghakimi ataupun mengklaim anda karena memang yah, karena memang “itu” bkn hak sya. Ning, sya hanya merasa dimanfaatkan *muka sedih* dimanfaatkan? Hama, kasar skali kedengarannya ha? Tapi itulah faktanya. Anda dekat dengan saya, karena ketika itu, orang itu tdk di sini. DULU… anda slalu ajak-ajak sya. Cerita apa saja dengan saya. Nah sekarang? Ba tengok pun anda tidak. DULU… sya yang anda cari-cari. Sekarang? Oh jangan ditanya, sya te ada apa-apanya. Kaya tempat sampah.
Sebenarnya ada sebersit perasaan marah yang muncul, hanya saja Alhamdulillah… sya masih bisa redam. Sya juga tdk pantas marah-marah. Wong kita tdk ada ikatan kan? Only friend. I’m your OLD friend.
Anda tau? Sya diam bukan berarti sya tdk apa-apa. sya diam karena ada apa-apanya lo. Sya jengkel. Jujur. Jengkel skali. S-E-K-A-L-I! kalau anda baca note ini dan merasa bahwa andalah orangnya. It means you’re clever. Really clever. GOOD GIRL.
Weh ning, sebenarnya sya tdk mau maramara ples jengkel ples ba gondok ples minus lainnya kalo saja anda tidak melakukan hal-hal yang membuat sya sperti ini: Murka. Sya te tau habis ini masih mo bicara-bicara dengan anda apa tdk. Galau sya. Galau.
GEGER.
Ckckck...
Lihatlah muda-mudi ini. begitu banyak masyarakat mendukung kisah kasih yang terjadi antara keduanya *BIYAH* langgeng yo nak! Amin.
Selasa, 14 Februari 2012
VD -,-
Valentine Menurut Islam—Waktu terus bergulir tak terasa kini kita sudah berada di tahun 2012. Tahun yang katanya akan terjadi kiamat ramalan 2012 tersebut diprediksi oleh suka maya. Benar atau tidaknya ramalan tersebut hanya Allah yang tahu, karena dia yang menciptakan bumi ini beserta seluruh isinya.
Diawal tahun tepatnya dibulan kedua masehi: di Februari ada sebuah tanggal yang katanya merupakan hari kasih sayang atauhari valentine. Hari dimana sebagian manusia bumi ini merayakannya dengan suka cita. Namun tahukan anda sejarah valentine dan pandangan valentine menurut islam?
Dibawah ini ada kutipan yang membahas mengenai hari valentine menurut islam atau sudut pandang islam tentang valentine day. Cekidawt!
Hadis Rasulullah SAW: “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah SWT dalam Surah Al Imran ayat 85: “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
Diawal tahun tepatnya dibulan kedua masehi: di Februari ada sebuah tanggal yang katanya merupakan hari kasih sayang atau
Dibawah ini ada kutipan yang membahas mengenai hari valentine menurut islam atau sudut pandang islam tentang valentine day. Cekidawt!
Hadis Rasulullah SAW: “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah SWT dalam Surah Al Imran ayat 85: “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus dipahami di dalam masalah 'Valentine Day'.
1. PRINSIP/DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
2. SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam (Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah SWT dalam Surah Al Baqarah ayat 120: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”.
Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
3. TUJUAN
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan semenit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah SAW bersabda: “Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah SWT: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi: “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas, apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan (memuja-muja) Valentine Day? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita iri hati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
Lihatlah kebangkitan Islam. Lihatlah kerusakan-kerusakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, telepisi dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.
MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayah-Nya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah SWT kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.
Firman Allah SWT:
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
Demikianlah sudut pandang islam menanggapi valentine menurut islam, semoga kita sebagai muslim dapat mengambil kesimpulan dari pembahasan diatas. Amin.
Ya.
Does she love a wrong person? Any wrongs in loving ‘that’ person’ as her best sister? apa dia salah menganggap bahwa orang itu adalah saudara yang sangat dicintainya? Atau mungkin dia salah melihat, salah memperkirakan, salah menimbang, salah memutuskan, bahkan salah menetapkan? Apakah tali persaudaraan yang tengah dia rajut merupakan langkah yang salah? Apakah dia harus mempertahankan itu? Jawabannya—menurutku, simple: Ya.
Minggu, 12 Februari 2012
Today... it's still the same.
Hari ini masih sama. Kurang sempurna. Kekurang-sempurnaan itu bermula dari beberapa hari lalu. Kosong. Sudut mataku tidak menangkap sosok yang membuat sesuatu didalam hatiku bergetar sangat hebat. Walaupun saya memakai-mencopot-memakai dan mencopot kacamataku lagi—berulang kali. Sosok itu, orang itu tetap tidak ada disana. Untuk kesekian kalinya saya menghela napas panjang. Sangat panjang sampai sampai membuat Jihan menoleh ke arahku dengan sorotan bertanya tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saya tau dia ingin bertanya. Saya juga tau, Jihan pasti berpikir jika dia bertanya, pasti saya akan bilang: Ha? Bah, tidak.
Saatnya untuk melupakan—probably.
Step away.
Let’s see how he act.
Sosok tinggi besar yang kerjanya hanya menggali-gali lubang kesenangan untuk dirinya sendiri. Sosok yang peduli dengan kemauan hatinya saja tanpa berpikir imbas yang malah akan menghancurkan dia. Sosok yang melakukan apa saja yang dia mau. Tertawa, bermain, mengejek, berbicara seenaknya, masuk, keluar, dsb. Sosok yang mempermainkan hal-hal sensitif tanpa pengetahuan umum apapun—menurutku. Sosok yang sok hebat dengan senyum miring yang katanya membuatnya menjadi idola. Sosok yang dengan seenak dengkulnya bilang itu, lakukan itu, lakukan ini dan segalanya. Sosok yang sok adorable. Sosok yang datang dan pergi seperti hantu. Sosok yang mengira bahwa semua “orang” berada dalam tanganya. Sosok yang berfikir bahwa “orang-orang” itu akan bebas di kendalikan oleh dirinya. Heh, you got nothing dude. Nothing. Just take your step away!
Sabtu, 11 Februari 2012
Windaa :p
Cekcekcek. Baiklah. Assalamu’alaikum ya ahli kubur *walah? ^^V* seperti biasanya, saya ingin mendeskripsikan seseorang. Maklum, kegiatan rutin tiap bulannya. Bulan lalu, saya menjabarkan seluk beluk sang Azhari. Sekarang saya memilih seseorang dengan paras manis, cerdas, baik hati, dan berbagai hal baik lain yang ada pada dirinya.
Tubuhnya ramping nyaris kurus :p padahal dia banyak makan lo :p *iya ga?* hus, orang banyak makan tapi te gode-gode, umumnya makanan yang masuk ke dalam tubuhnya malah pada lari ke otaknya. Kenapa lari ke otak? Karena mereka banyak berfikir—cerdas—begitu panggilannya. Nah kalo Aulia Rachmania Oryza Zativa? Banyak makan tapi larinya ke samping semua :pv jadi ya, badannya agak berisi gimana gitu *peace de* lanjut ke objek utama… memiliki perangai yang sabar—menurutku. Apalagi kalo orang-orang minta ajarkan matematika. Winda! Winda! Sini dulu! atau Winda, bagemana ini? atau Winda, ajarkan dulu we. Hai! Ketahuan sudah orangnya ._. padahal rencanaku nama target kali ini bakal saya taro di kalimat paaaaling terakhir. Cuma so terlanjur. Eh gosomo lah. Lanjut! Winda ini orangnya agaaga autis bagemana begitu. Coba perhatikan cara jalannya. Te tau bagemana -_- perhatikan juga kalo dia berdiri, kakinya bengkok sana bengkok sini—persis ADIT :p suka meracau yang tidak jelas, melukiskan perasaan secara spontan, sedikit blakblakan… that’s her. She’s not beautiful but she’s adorable. Adorable in all her ways. When she talks, when she’s silence, when she’s angry (selama itu, I haven’t seen her in anger), I think—her silence signed an anger or dissapointment (as what she wrote on her blog last time), everybody loves her en sum persons unlove her. Dengan segala kelebihannya, Winda suskses menempati rating tertinggi di ka we pe alias kontes wanita pujaan :P hoho xD banyak yang mengidolakan seorang Andi Winda Puspitasari. Dikalangan para lelaki bahkan wanita! Wow -_- miris skali.
Seorang Andi Winda adalah sosok yang mengangumkan buat saya. She was born on 4th of August 1998. I was born on 16th of March 1997 *apa ini? te ada orang yang ba tanya :p* dia berada satu tahun lebih muda dari pada saya. Makanya dia akrab memanggil saya dengan sebutan “Ka Iffah” tidak jarang, saya juga balas memanggil dengan sebutan “Ade” :D dengan tahun kelahiran 1998, Winda tergolong mereka yang berpikiran dewasa walaupun jejak anak-anak masih mewarnai sebagian dirinya. But I admit—she’s adult enough to stand against the world. Surviving on her own strength.
Winda yang tejo-tejo, Winda yang gila-gila, Winda yang akrab di panggil “Winduts, Windet, Ndut, dll” Winda yang pintar, Winda yang murah senyum, Winda yang rela berkorban, Winda yang meracau tidak jelas, Winda yang kelainan, Winda yang lucu, Winda yang ikhlas, Winda yang jadi idola banyak orang, Winda yang spontan, Winda yang sholeh, Winda yang hormat, Winda yang kuat, Winda yang jago matematika. For me—that’s her. Andi Winda Puspitasari.
Adoh, ta selip fotonya Adit! -_- |
OMNE, OMNE, OMNE!
OMNE VIVUM EX OVO—makhluk hidup berasal dari telur.
OMNE OVUM EX VIVO—telur berasal dari makhluk hidup.
OMNE VIVUM EX VIVO—makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Wah, masya allah kalimat-kalimat sihir ini. Ketika mengikuti bimbingan biologi tadi, kita diberikan tiga kalimat dalam bahasa antah berantah dan Sir Budi serta merta menyuruh kita menghafalnya. Saya begitu bersemangat! :D entah dari mana semangat itu berasal. Dari telur kah? Dari makhluk hidupkah? *HAAAA?* pokonya tadi saya senang sekali dapat ilmu baru dari Sir Budi. Thanks Sir. I felt that atmosfer! Yuhuuuuuu~
Fisika :'( kidding me inside!
Masya alllah. Ulangan fisika tadi pagi benar-benar membuat umur pendek. Susahnya tidak bisa dideskripsikan hanya dengan kata-kata. Tapi bagi mereka yang mampu dan belajar, pasti bisa. Nah saya? Istigfar. Tinggal berdo’a saja supaya bisa lulus. Amin.
Heh.
Lagi lagi orang lebay alay jijay. Heh, tidak tau siapa… eh esemes datang pake panggil-panggil saya dengan sebutan “Abang” -_- beberapa bulan lalu juga ada orang yang sokenalsokdekat. Mana cara esemesnya lebay tidak ada ampun T_T beberapa hari saling esemesan, eh malah tambah gila. Diladeni, gilanya bertambah. Ya sudah, saya putuskan tali pertemanan yang tidak jelas juntrugannya. Nah, tadi siang ada lagi yang singgah ke hapeku dengan alasan dia “salah kirim” :p hebeh, ada-ada saja. Maklum… beginilah resiko orang yang memiliki banyak fans :D
Kamis, 09 Februari 2012
Long ago in an old story -_- :D
Maaf saudara-saudara. Isu ini sebenarnya sudah lama terjadi. Hanya saja, saya malas untuk menorehkan sepotong kejadian kecil yang terjadi pada 5 Februari 2012. Tempat kejadian dimulai dari gedung kampus STAIN Datokarama. Dikarenakan kelompokku ngotot ingin membuat penampang—tugas IPS—hari itu juga dirumahnya Dini, terpaksa saya harus bertolak kerumahnya Fadlun dulu, supaya kita bisa pergi bersama-sama. Dikarenakan juga Kakaku tidak bisa menjemput saya, jadilah terpaksa (tidak terlalu terpaksa juga) saya harus mengikuti Fadlun menuju rumah sederhana di bibir jalan Suharso. Rumah bertingkat dua, merangkap warung makan bagi mahasiswa kampus dan juga dilantai satu merupakan tokonya Fadlun yang juga membuka usaha fotokopi.
Di sekitaran STAIN, tidak ada satupun angkot yang nongol walau hanya sebatang hidungnya saja *HA? -,-* yah, mau di apa? Koran telah menjadi bubur (??), dan kita harus berjalan dibawah terik matahari yang siang itu sedang memancarkan sinarnya dengan garang tanpa memedulikan dua gadis kecil nan mungil nan imut yang tengah berjalan terseok-seok. Mengandalkan niat yang begitu besar, kita nekat jalan kaki dan berbelok ke sebuah jalan pintas yang bahkan kita pun—saat itu—tidak tahu-menahu kemana jalan kecil itu akan membawa saya dan Fadlun. Entah apa yang membuat kita memutar badan sebesar 180 derajat dan akhirnya saya dan Fadlun sudah berada ditengah-tengah jalan kecil tak dikenal.
Seorang anak laki-laki melintas sekaligus mendahului saya dan Fadlun.
“Eh, ada orang! Siapa ini? Adik kelas ga?”
“Tau juga” Fadlun menyahut.
Sejurus kemudian, kita sudah berada dijalan yang lebih kecil lagi dengan rerumputan liar yang tumbuh disisi jalan kecil tersebut. Ada juga lahan persawahan yang terhampar di sisi kanan jalan itu. Jangan menghayal tentang sawah-sawah permai dan indah seperti di pedesaan pada umumnya, sawah yang saya katakan tadi sangat-sangat berbeda dengan sawah yang ada di tivi-tivi, majalah, artikel, dll. Sawah yang ini… hoaaaaah -_- GERSANG dan KERING T_T
Setelah puas dengan pemandangan yang jauh dari indah, kita meneruskan berjalan—masih terseok-seok. Anak laki-laki tadi masih ada dalam jangkauan tapi jalannya cepat sekali hingga tiba-tiba anak itu menghilang di pembelokkan (sebenarnya bukan pembelokan, hanya saja ada rumput liar yang terlalu lebat, sehingga menutup sosok anak laki-laki tadi). Menyadari anak tadi tidak lagi berada dalam jangkauan saya dan Fadlun… eh, si Fadlun got panic and afraid of walking alone—without that boy. Bahkan mengira bahwa anak laki-laki itu bukan manusia, mungkin saja dia adalah seorang… tau le agak gendut :p padahal, didepannya masih ada seorang manusia yang tidak perlu diragukan lagi. Masih ada SAYA berengkali he. I was there T_T
“Ifa, Ifa! Coba panggil itu ade. Tanya kemana jalan ini akan membawa kita” (kira-kira begitu yang dibilang Fadlun waktu itu) ._.v
Tidak ada salahnya kalau mengikuti sarannya Fadlun, saya setengah berteriak memanggil anak itu. Karena bingung harus memanggilnya dengan sebutan apa, eh satu kata terlintas. Fulan. “Fulan! Fulan!” eh, si anak masih bergeming dan terus berjalan—lebih cepat. Fadlun juga tak mau kalah. “Ade! Ade!” beberapa kali saya dan Fadlun memanggil dengan suara yang dipaksakan keluar, akhirnya anak yang kita klaim bernama “Fulan Ade”—itu pun menoleh. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Fadlun langsung ambil alih berteriak dan bertanya “De, ada jalan di depan?” si Fulan Ade hanya menatap sesaat dan menjawab: “Ada” lalu dia langsung balik badan setelah meyelesaikan sepotong kata yang dia sampaikan. Heh, kita belum selesai bertanya anu. Terpaksa kita berteriak lagi “De! Ada jalan raya di depan?” si anak menoleh. Alhamdulillah. Dia menjawab: “Ada” sebenarnya masih ada beberapa pertanyaan yang kita lontarkan ke Ade Fulan tadi, hanya saja saya kehilangan beberapa ingatan. Baik, akan saya lanjutkan. Singkat cerita, akhirnya saya dan Fadlun keluar dari jalan kecil yang ternyata membawa kita menuju laut Talise.
…
“Masya allah! Masih jauh ini, Fadlun? Mana rumahmu? So dekat?”
“Masih jauh. Sana jembatan kuning he” sembari menunjuk sesuatu yang tidak bisa saya lihat dengan jelas tapi warna kuningnya membuat mataku menolak untuk menatap lebih lama.
“Hama! Ba gila! Sa kira berengkali so lewat jembatan kuning! ISTIGFAR he” *hampir menangis*
Satu jam kemudian… *bohong :p*
“Eh, itu masjid terapung” Fadlun angkat bicara.
“Haaaaa? Mana? Mana?” saya spontan kaget dan tertarik dengan dua kata itu: “Masjid Terapung” \m/
“Itu he” Fadlun menunjuk lagi. Kali ini lebih jelas. Masjid dengan tiang-tiang penyangga yang berada di dalam air. Kubah yang mengkilat-kilat akibat sinar matahari terlihat begitu indah di tengah hari bolong kala itu.
“Oh, itu dan yang dorang bilang-bilang masjid terapung itu. Cepat Fadlun. Jangan menyia-nyiakan waktu dan tempat yang telah disediakan. Ba foto kita. Ayo, cepat” saya menarik-narik tangan si Fadlun. Yang tangannya ditarik hanya menatapku miris seolah mengatakan: kasihan-sekali-baru-kali-ini-liat-masjid. Ebeh, terserah apa arti tatapan itu, Fadlun. Yang penting saya mau ba foto disana! Huaaaaaaaa~ saya histeris (dalam hati) :p :D secepat kilat, saya mengeluarkan hendikem berwarna biru milik Audry yang sengaja dia titipkan dengan saya.
Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jepret! Jep...ret! je…p…ret! J…ep…ret! J…………..e…………..p……………r…………..e…………..t! si kamera mulai berontak dan mogok. Ya sudah. Puas dengan pemotretan illegal, saya dan Fadlun meneruskan jalan pulang. Di depan sana sudah terlihat benda kuning melengkung raksasa. Lagi dan lagi, waktu dan tempat telah datang. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dan memang, saya dan Fadlun tergolong orang-orang yang sangat sangat memanfaatkan waktu dan tempat itu. Tidak lupa berfoto-foto ria disekitar jembatan kuning kebanggaan kota Palu tersebut. Sampe-sampe orang-orang yang melihat kita berfoto-foto turut menyerukan sesuatu: SMILE…! :) seorang pengendara motor berseru demikian disamping kami yang masih asik dengan hendikem dan pemandangan kota PALU yang panas dari balik jembatan kuning. Walaupun penderitaan yang kita alami seakan terlupakan saat berfoto-foto ria, tapi sayangnya… perasaan putus asa itu kembali menyergap. Kali ini, jalanku sudah tersenag-sengal. Saya sudah tidak mampu lagi meneruskan perjalanan gila ini T_T tak henti-hentinya saya memanjatkan do’a kepada Allah untuk mengirimkan sebuah angkot untuk saya dan Fadlun.
Dalam radius beberapa meter, ada benda biru yang berjalan mendekat. Thanks God. Itu angkot! Fadlun, cepat!
“Suharso, OM!”
…
Alhamdulillah. Akhirnya penderitaan telah berakhir. Ada perasaan senang campur kecewa. Senang karena akhirnya saya tidak harus berjalan lebih jauh lagi dan membiarkan kadar kehitaman dikulitku naik beberapa senti lagi. Kecewa karena padahal kita sudah berencana berfoto-foto lagi di Green Park-nya Palu yang berada tidak jauh dari jembatan kuning yang kita lewati tadi.
Fadlun’s home. Alhamdulillah.
Tapi… tiba-tiba… pandangan kabur… jalan sempoyongan… dan ternyata saya lapaaaaaaaaaaaaaaar! ><
…
Fadlun took some meatballs for I and her. It was made by Fadlun’s mom. It was obviously delicious. i was full. Setelah makan, saya dan Fadlun langsung naik ke atas—ke kamarnya Fadlun yang berada di lantai dua. Kita memutuskan untuk tidur sejenak—melepas lelah dan meregangkan otot-otot yang hampir tidak berfungsi lagi. Kita terlelap dengan pose masing-masing di atas tempat tidur kecil milik Fadlun. Sekitaran jam 3, kita bangun dan bergegas menuju rumahnya Dini—mengerjakan penampang. Tapi sayangnya… sebuah sms masuk ke hapeku yang ternyata dari Dini. Isinya: Sy sakit. Te bisa kerja penampang.
Dreng!
Astagaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! T________________T heh, sudalah. *** **** -_-
Akhirnya, saya berkutat dengan laptop sampe malam. Fadlun sudah berhenti meracau dari tadi karena cas laptopnya yang sudah tidak bernyawa. Tapi untungnya, ada sejumput keajaiban yang singgah dikamarnya sore itu—membuat cas laptopnya berfungsi kembali. Tapi itu dulu… sekarang, laptopnya Fadlun sudah benar-benar tewas. Layarnya memutih—tuturnya siang tadi. Kasihan Fadlun. Semoga cepat dapat gantinya ha. Amin.
That’s all. Keep reading.
That girl.
Gadis itu! Gadis yang mana? Gadis yang selalu saja meyelipkan sebuah senyuman disetiap air matanya. Gadis yang disayangi banyak orang. Gadis yang dicintai dengan berbagai kelebihannya, kecerobohannya, keingin tahuannya. Gadis yang aktif berbicara sana-sini—berbagi apa saja yang ia ketahui. Gadis itu. Gadis yang menyebalkan sekaligus menyenangkan. Sangat menyenangkan. Gadis yang lugu di tahun pertamanya bersekolah. Gadis yang bersemu merah dan salah tingkah bila seseorang menggoda atau mengejeknya soal cinta. Gadis yang berkerudung warna-warni setiap hari. Gadis yang baik hatinya, indah perangainya, berhati lapang serta selalu ikhlas. Gadis yang selalu bilang bahwa dia kuat. Gadis yang bertahan di tengah badai yang mampu menghabiskan hampir separuh bumi.Gadis yang menenteng-nenteng bukunya, padahal tasnya masih memberikan banyak ruang hanya untuk beberapa buku yang membuat gadis itu kerepotan. Dia. Gadis itu. Gadis yang membuatnya sadar bahwa ia bukan apa-apa.
Rabu, 08 Februari 2012
Wise owl.
Seekor burung hantu yang bijaksana duduk di sebatang dahan. Semakin banyak ia melihat, semakin sedikit ia berbicara. Semakin sedikit ai berbicara, semakin banyak ia mendengar.
Let’s follow the way of the wise owl.
Selasa, 07 Februari 2012
He's there.
He was there. Standing right next to me. My head reached his shirt short leafs. If—may be, I would put my head upon his strong shoulder. Asking protection from him. But, I realize who I am. I don’t mean anything. Not long after that, he walked away from my side—looking for a seat. May be he felt tired of standing. My heart kept knocking and said: no, just stand here! I really wanted to stop his steps and let him stay in his previous position but my brain didn’t give the respon to my hand. He was walking away. I got upset. Huh~
Sabtu, 04 Februari 2012
Ramdhan Ghozali.
February's answer! Faster :D out of my mind!
Februari menjawabnya. Benarkah? Lantas apa yang akan saya lakukan? Bagaimana perasaanku ketika mengetahui hal langka tersebut? Apakah saya terlihat senang ketika itu? Atau malah terharu dan ingin menangis? Ah, menurutku—semua ekspresi itu terlalu berlebihan hanya sekedar menyambut 2 laki-laki aneh itu. Terlihat dari nada mereka berbicara, hemmmmmmm… apa ya? Tidak ada yang dapat saya simpulkan. Pasti atau tidak, hamba Allah yang lemah ini sangat tidak tahu menahu tempe -_-
Bahkan, ketika seorang dari mereka menyampaikan niat yang terdengar tidak tulus itu—ia pun berbicara sambil nyengir kuda. Seorang teman lain malah ketawa terbahak sampai gigi-gigi putih yang berderet rapi itu terlihat jelas. Apa yang lucu? Apa yang sedang mereka tertawakan? Apa mereka pikir, semua yang saya sarankan itu adalah sebuah permainan belaka bagi mereka? HIH! Sungguh tidak menghargai jerih payah yang telah saya lakukan berpuluh-puluh tahun lamanya dengan bersimbah peluh serta darah *berlebihan* -_- wohoooooooooy, teman-temanku yang tak pernah saya banggakan, berhentilah menertawai undangan terhomatku itu dan mulailah membersihkan pikiran kalian yang kotor serta berhenti pula mempertontonkan gigi-gigi yang berjajar rapi karena itu hanya membuat saya iri. Lihatlah gigi bagian bawahku yang agak merengsek ke dalam T_T
Sudah beh. Saya tidak mau tau! Kalian berdua, masuk cepaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat!
A bit glad -_-
Saya senang. Saya senang ketika tiba-tiba dia berseru sambil menyebut namaku lantang dan bilang bahwa dia akan menuruti permintaanku sore itu. Saya tidak tau persis alasan apa yang membuatnya mau menuruti saranku. Tapi saya yakin-seyakin-yakinya, dia melakukan hal itu bukan karena seorang Mishfah Fathiyyah yang terus merecokinya dengan kalimat yang sama setiap harinya. Mungkin, laki-laki itu memiliki alasan yang lebih masuk akal ketimbang alasan seorang Mishfah -_- hoaaaaah!
Setidaknya, ada hasil yang ditunjukkan oleh sejumput perjuangan memalukan dan menggelikan sore itu. Saya pun turut berdo’a. berdo’a supaya dua laki-laki itu tidak bermain-main dengan perkataan mereka. Semoga saja mereka bersungguh-sungguh dalam hal ini. semoga saja semuanya terjadi sesuai yang saya harapkan. Walaupun yaaaaa, everything will not be in its way before. Semoga, semoga, dan semoga. Amin.
Teman-teman, turut berdo’a juga ha. Saya butuh bala bantuan T.T
The RIGHT man.
That night…
Ini aneh. Saya tidak pernah menolak, membantah, ataupun berontak saat dia menyuruh saya untuk memberikan ini, mengambilkan itu, mengerjakan ini, melakukan itu, dan ini itu lainnya. Saya bahkan tidak memiliki secercah keberanian untuk melawan. Bukan karena merasa terintimidasi dan tertekan. Bukan juga karena dia memaksa. Semuanya terjadi begitu saja *ebeh* -_- tidak ada nada penekanan dalam suaranya, apalagi nada memaksa. Tidak ada sama sekali. Suaranya pelan, halus dan bahkan nyaris berbentuk sebuah bisikan. Tapi malah bisikan itu yang membuat saya merinding. Bukan merinding ketakutan, tapi merinding kagum *ADAGA?*
Tambah jauh menulis, tambah jauh pula ketidakmengertian yang berujung pada kemengantukkan yang mendera sejak tadi. Zzzzzzz. Baiklah, saya sudahi dulu. I guess, he’s the right man. Bay. Assalamu’alaikum.
Kamis, 02 Februari 2012
Next man's Birthday, Next man's tears :p
Mata merah, hidung merah, muka merah, pundak naik-turun, kepala menelungkup, isakan tertahan… semua itu yang terjadi sama Ramdhan tadi pagi menjelang siang. Karena hari ini adalah hari ulang tahunnya, maka dengan suka cita kita mengundang Sir Ali dalam misi “His tears” yang dengan sukses membuat air mata seorang Ramdhan mengalir perlahan—tapi tetap menangis juga namanya :pv
Ha! Io, Sir Ali marah-marah dan serta merta menyalahkan Ramdhan atas rakyat jelata yang ributnya sangat tau diri -_- pokonya intinya Sir Ali ba tekeltekel begitulah. Baru ba suruh Ramdhan mempraktekkan cara mendiamkan seisi kelas dengan baik dan benar. Dan ketika si Ramdhan mempraktekkan apa yang Sir Ali suruh, kontan sebagian dari isi kelas tertawa terbahak-bahak tapi ketawa sembunyi karena tidak mampu ba dengar Ramdhan yang setengah berteriak dengan nada bergetar di suaranya akibat yaaaah, dia hampir menangis jadi suaranya beregetar. Lucu. Menggelikan :p
Sebenarnya, kita agak syok pas Ramdhan menangis karena as we know, Ramdhan itu orangnya kebal dan extra flat. Jadi ya kita kaget. Dan menurut isu yang beredar, sebelum Ramdhan menangis, si Fiqri sudah kasih warning yang berbunyi “We, Dhan… ta usah menangis. Saya juga dikasih begitu dulu” *bagilaeh* nah, setelah mendengar perkataannya Fiqri, Ramdhan jadi curiga dan memilih untuk tetap santai. Tetapi kesantaiannya berujung pada kemenangisannya :p seberapa santai pun, seberapa stay cool pun, seberapa kebal pun… kita tau, pasti ada celah di sudut hatinya yang apabila kita mencoba menyeruak ke celah itu, air dari celah itu akan tumpah ruah layaknya air mata Ramdhan yang selama ini disimpan baik-baik di sudut matanya, tetapi tetap… air mata itu akan turun sendiri seiring celah itu terus di sibak *ebeh, mulai lagi melo-melo-nya -_- cih* pokonya menangis memang! NEXTMAN was crying :p A LOT malah ._.v
Sampe jam istirahat habis, Ramdhan menolak untuk bangun dari keterpurukannya :p *toh? Melo lagi!* tapi ketika Sir Ade Nanang masuk dan membawakan pelajaran bahasa Indonesia, air muka Ramdhan kembali cerah, secerah hatiku yang melihatnya ketika ia akhirnya telah bangkit kembali dari keterpurukannya *cih*
Singkat cerita, SIR HAMZAH masuk dan memberikan arahan-arahan yang te jelas arahnya -_- dan sejurus kemudian… HAPPY BIRTHDAY TO YOU…! HAPPY BIRTHDAY TO YOU…! Kue berbentuk spongebob dihadiahkan kepada sang ketua kelas tercinta. Meskipun agak garing, but it’s fine lah :)
Wishes:
Ramdhan, jadi ketua kelas yang baik ha. Bertanggung jawab, rajin, sholeh, murah senyum, baik hati dan tidak sombong.
Ramdhan, wish you all the best lah. Semoga, apa yang engkau cita-citakan, dapat kau raih di adding age-mu ini.
Ramdhan, be more thankful to God of giving you a long life till this second.
Ramdhan, be debestdebestdebest of debest lah. Be adult and be wise. Ok? Once again: Happy manymanymany returns of the day! Happy birthday :D
AMIN.
Poto-potonya menyusul yuy! ^^v
Rabu, 01 Februari 2012
Istigfar...
Depends on.
Read this slowly…
“LIFEISNOWHERE”
What did you read?
Life is nowhere? Or
Life is now here?
Life depends on the way we look it.
February :)
Wohohohoho. February. Welcome to February :) orang-orang bilang, bulan ini adalah bulan penuh cinta dan kasih sayang. Ebehebeh ** kongakonga saja yang berhamburan. Jangan hanya meningkatkan rasa cinta kepada pasangan saja, utamakanlah kedua orang tuamu apalagi ALLAH SWT. Semoga saja, Februari memberikan keputusan akhir atas perjuanganku sore itu. Sebenarnya bukan juga berjuang -_- tapi meng-invite lah istilah tepatnya. Semoga te ada lagi air mata yang turun dari kedua belah mataku ini. Semoga orang-orang merasa lelah dan tidak lagi membuat saya kecewa. Karena “MEREKA” terus menerus membuat saya kecewa di Januari lalu. January in disappointment T.T
Dan sekarang… I’m standing on February. Ning, please be good to me yaaaaaaaaaaaaaaaaaw. *begging* ok? Ok? Deal? Be nice ha!
Langganan:
Postingan (Atom)