Rasanya—hatiku berkabung sampai-sampai warnanya yang merah tua berubah menjadi “hitam pekat” sejak beberapa puluh jam yang lalu. Ada yang merubahnya. Merubah kombinasi warnanya.
Malam ini, langit lagi-lagi menjatuhkan beribu-ribu air matanya. Menghujam bumi tanpa ampun. Rinai hujan seperti mendapatkan iramanya sendiri. Irama yang pas untuk mengiringi hati yang sedang kalut, bingung, kecewa… ada sesuatu di sana. Ada sesuatu yang salah. Ada yang keluar dari jalur dimana mereka seharusnya berjalan. Mereka tidak lagi beriringan… tidak lagi menciptakan tawa yang menggelitik perut atau sekadar berbasa-basi. Kaku. Canggung. Apa yang sedang terjadi atau apa yang telah terjadi? Saya sama skali buram tentang hal itu—awalnya. Saya yang bingung terus bertanya pada mereka yang tau: ada apa? kenapa? Blablablablablablabla and bla. Separuhnya terjelaskan oleh beberapa orang. Oh begitu—itu reaksi yang mampu saya berikan pada awal penjelasan mereka. Sebenarnya, saya sedikit banyak tau tentang “hal” itu tetapi hanya mengganggapnya sebagai angin lalu atau debu yang berterbangan. Saya tenang-tenang saja tetapi tidak bagi mereka. Ada yang tersinggung dan marah, ada yang kecewa, ada yang biasa-biasa saja, ada yang tidak peduli bahkan masa bodo. Dan saya masuk di kategori paling terakhir. Jujur, saya tidak terlalu mempermasalahkan “hal” itu karena setiap orang melihat sesuatu dari kacamata yang berbeda (menurut AWP) dan memang saya melihatnya dengan sudut pandang yang sama skali berbeda.
Saya tidak pernah bermaksud untuk memihak pada pihak manapun walaupun mungkin Mba melihat bahwa saya berat ke mereka. Saya juga tidak membela siapa pun. Saya menolak mengikuti “perbincangan” pada jam istirahat lalu karena tidak ingin menggoyahkan pikiran yang sudah saya tata agar tidak memberatkan pihak manapun. Saya juga tidak tertarik karena saya bukan orang yang dia (Mba) bicarakan—tutur Jihan tadi.
Intinya, ada yang telah terjadi dan membuat seutas tali tipis yang mengikat kami menjadi kendur—tidak kuat lagi. Bukan berarti tali itu putus… tidak. Tali tipis itu masih bisa bertahan apabila orang-orang yang diikatnya pun mempertahankannnya. Saya tidak tahan dengan suasana canggung. Bicara apa adanya, datar tanpa ekspresi, kegilaan yang memudar. Semuanya hampa. Jelek -_- saya tidak suka. Maka luruskanlah apa yang telah bengkok dan kembalilah ke jalur dimana kalian harusnya berada. Kembalilah tertawa, berbagi, dan bersama walaupun semuanya “mungkin” tidak akan sama lagi. Saya sedih dan kalian tau… langit pun ikut sedih beberapa jam yang lalu. Menangis malah. Ia turut berkabung atas keegoisan, keangkuhan, kegengsian, kesaling mejatuhkan yang sangat tampak di diri kita masing-masing. Saya salah. Saya lalai. Tidak bisa saling menginatkan untuk tetap berpegangan dan membiarkan kalian bercerai berai. Saya terlalu lemah untuk saat ini. sangat lemah untuk menjalin jari-jari mereka agar bersatu kembali. Seperti dulu…
Be right back soon, please.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar