Jumat, 13 Januari 2012

Hurt.

   Apa rasa sakit harus selalu di buktikan dengan tangisan sejadi-jadinya? Apa semua perasaan yang sedang membuncah di dalam dadaku harus ku tampakkan? Tak bisakah kalian melihat sendiri tanpa perlu ku perlihatkan? Tidakkah kalian peka dengan sistuasi gila ini? Tidak bisakah kalian melihat gurat kekecewaan yang tergambar jelas di wajahku? Tidak bisakah?
   Kesedihan, amarah yang mungkin saja sudah sampai titik buntu dan tak bisa tertahan lagi. Akhirnya untuk kesekian kalinya, rasa sesak di dadaku muncul dalam wujud isakan tertahan. Isakan tanpa suara. Air mata terus melaju menerobos liuk-liuk wajahku. Walau berliter-liter air mata itu jatuh ke bumi, hati ini tetap terasa sakit. Hatinya telah dulu tersayat-sayat hingga tak menyisahkan sisa. Sakit. Itu yang ia rasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar