Rabu, 25 Januari 2012

Orang itu.

   Orang itu nyaris terlupakan. Aku nyaris melupakan warna-warna yang pernah orang itu torehkan di sehelai kain putih kehidupanku. Aku hampir tidak bisa mengingat bagaimana orang itu tersenyum. Aku bahkan lupa sorotan mata itu. Aku tidak lagi mengingat apapun karena terlalu sibuk menuangkan isi pikiranku yang selalu tertuju pada orang lain akhir-akhir ini. Tapi tadi, orang itu datang dengan sorotan mata yang masih tetap sama. Sorotan yang mampu menggambarkan semuanya. Yang mampu mewarnai dan mengisi setiap ruangnya. Orang itu datang dan mengucapkan rentetan kata yang sulit kupahami karena memang saat itu aku tidak sedang fokus kepada pembicaraan kami. Tapi tepat pada matanya—sorotan itu. Lagi-lagi… lagi-lagi semuanya terasa sempurna. Merasa tidak diperhatikan karena dari tadi aku hanya bergeming—lebih tepatnya melamun—tentang orang itu. Akhirnya, orang itu melangkah pergi. Aku tersentak dan kembali ke alam sadar. Orang itu tidak lagi berada di hadapannya. Orang itu sudah berjalan jauh di depannya. Tinggal punggung orang itu yang terlihat di kejauhan sana. Punggung besar itu seakan mampu melindungi siapa saja yang ingin orang itu lindungi. Punggung itu seakan menyuarakan sesuatu tentang perlindungan yang akan orang itu berikan hanya pada seseorang. Dan aku sama sekali tidak mengetahuinya. Mungkin juga aku tidak akan pernah tau. Seseorang itu… siapa dia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar