Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Helo world!
Maklum karena kesibukan yang tidak ada habisnya, maka saya baru post note ini sekarang. Yey, 16 Maret. Tepat 15 tahun saya malang melintang dibumi Allah ini. Saat ini, saya belum benar-benar percaya kalo saya sudah setua ini dan sayangnya saya baru menyadari betapa tuanya angka 15 itu. Sekarang saya berada ditahun ketiga di sekolah menengah pertama. Tidak lama lagi, saya ketemu sama UN, masuk SMA, kuliah, kerja, nikah, punya anak. Woho, secepat inikah waktu berjalan? Bahkan menurutku, waktu terkesan lagi main lari-larian. Rasanya, baru kemarin Mamaku kepang-kepang rambutku, main kadende didepan rumah, main pece, pasir, tanah dan properti alam lainnya. Sekarang, saya tengah berdiri di depan kenyataan betapa uzurnya diriku ini. God, I want to stay on this age.
Banyak hal yang terlewat di 15 tahun terakhir. Beberapa bagian telah terlupakan karena waktu yang berperan disini. Beberapa bagian lagi masih tersimpan rapi dimemori otakku. Mulai dari hari pelepasan di taman kanak-kanak, waktu itu saya pake baju muslim warna biru muda dengan renda-renda di bagian lengan dan celana. Saya yang pada saat itu masih unyu-unyu, rela-rela saja dipakekan baju yang nauzubillah jadulnya. Dan dengan pedenya Mishfah kecil naik ke panggung menerima map apa lalu itu saya lupa. Sekarang, kalo liat baju itu, saya pasti ngakak setan ingat masa kecil. Lanjut ke masa-masa SD. Saya yang sering jadi juara kelas, selalu saing-saingan dengan Wahyu Bugisman, Dhisa Tirza Cintami Maretha, Jihan Andini, dan teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Masa-masa SD-ku bisa jadi masa puber akut. Masa cinta-cintaan lah. Cinta monyetlah, kingkonglah, bebeklah, apalah. Pokonya sedikit-sedikit: cieeeeeeeeeeeeee. Waktu SD, kita sering skali main kasti, walaupun panas matahari Palu tidak terdefinisi, tetap juga kita goso main kasti sampe ba keringat-keringat. Biasanya, permainan diakhiri dengan sebelah pihak yang merasa dicurangi atau kecewa atau tidak baku enak atau baku cemburu-cemburulah. Dan kalian tau, kalo main-main begitu, pasti saya, Ririn, Suci, Jihan, Ata dan Indah selaaaaaluuuu sama-sama. Tidak tau kenapa, pasti kalo sudah hompimpa, beh sama-sama lagi kita. Great team. Saya masih ingat lagu-lagu yang di ajarkan Sir Mukrin waktu SD lalu. Lagu pertama yang pertama kali di kenalkan itu… berjudul “EDELWEISE” saya juga masih ingat, ketika kita disuruh satu persatu maju ke depan menyanyikan lagu edelweise. Wahwah, sudah bisa dibayangkan seorang Mishfah yang menyanyi tanpa nada didepan kelas. Flat. Masih banyak lagu-lagu lain seperti: Mother how are you today, the wat you look at me, first love, heal the world, the queen of my heart, I’m a bigbig girl, daddy, dan masih banyak lagi. Tapi, kalo diasah sedikit lagi kita, beh so jadi penyanyi semua alumni SDN 1.
Well, lanjut ke masa-masa SMP. Ya, masaku sekarang ini. Momen-momen di SMP… momen di Al-Azhar, banyak skali yang unforgetable. Semuanya masih segar bugar di memoriku. Pertama kali masuk kelas 7c, saya masih ingat tatapan miris anak-anak baru—baru saya kenal dan baru saya lihat. Banyak kelakuan-kelakuan yang susah saya terjemahkan waktu itu dan sekarang saya baru mengerti bahwa semua itu yang dinamakan kebersamaan. Saya juga masih ingat waktu Rere dan Alan terpaksa minggat dari kelas 7c karena tidak lulus evaluasi. Waktu itu, saya masih belum merasa kehilangan teman karena memang saya belum terlalu mengerti. Tapi kemudian… air mataku dan air mata teman-teman lainnya mulai mengucur deras ketika dua—tiga orang teman kita diambil dari kita. Iyut, Iin dan Alifqa… Dian dan Abay… Iman dan Ijan. Mereka semua terenggut dari kita, terpisahkan fisik dan… hati. Dan untuk yang terakhir kalinya… YUNI dan MIFTAH pun harus keluar. Air mata sudah benar-benar tidak terbendung lagi. Bayangkan saja rasanya bila orang-orang yang kalian sayangi, harus pergi tidak terlalu jauh. Ckck ._.v “Masih satu atap juga” begitu Miftah bilang kala itu. Kita tau, dia juga sama merasa kehilangannya dengan kita. Sreeek, sruuut *tariktarik ingus* mulai saat itu, terhitung sejak kepergian beberapa orang teman, saya sangat-sangat tidak menyukai evaluasi. Masih banyak lagi kebersamaan lainnya. English camp kelas 7, 8, dan 9. Yah, walaupun semuanya harus berakhir dengan lautan airmata tapi tak apalah. Exhibition pertama tentang Indonesia, Exhibition yang paling hebat tentang HORROR. Pancing-pancing ikan di Dolo, Mba Hanny’s birthday yang penuh tepung dan telur bikin muntah darah *OOW* piknik 8c di Tanjung Karang. Momen-momen makan mas joko sama-sama, minum es teler mahkota sama-sama, nobar berjamaah. Performance hari jum’at dengan tari saman yang sangat apik ditampilkan oleh 9c, poto sesi and Labuan… oh, it was so meaningful, too! Those were some amazing piece of our story. Tapi tak jarang pula segerombolan masalah datang menghujam. Membuat titik-titik air berjatuhan dari berpasang-pasang mata. Penghianatan, kebohongan, kecurigaan, kebencian, rasa jengkel, dendam, iri, egois, selalu merasa benar, selalu merasa harus diperhatikan, ejek-mengejek, saling menginjak harga diri, tusuk menusuk dari belakang, ketidakpercayaan... semuanya telah kita dapatkan dibangku sekolah *gedebukgubrak -_-* banyak konflik dan kontroversi yang bahkan belum bisa terselasaikan. Sungguh miris kehidupan yang fana ini.
…
Pagi itu, hapeku sudah diberondongi ucapan-ucapan selamat ultah. Yuni. Winda, Audry, dan teman-teman lain. Wall facebook juga yang rame dengan ucapan selamat. Sir Andi, thanks. Bro Rashaad, thanks for your greeting.
Di sekolah, teman-teman lain juga tak lupa menyalamiku, mengucapakan selamat ulang tahun. Mba Hanny, Fadlun, Iyut, thanks. Tidak lupa sorakan-sorakan yang terus membahana di setiap sudut kelas, sekolah, kantin dan lapangan. Koar-koar mereka yang minta traktiran. Zzzzzz. Saya hanya mampu tersenyum miris tanda tak mampu. Saya hanya mampu mentraktir karcis masuk exhibnya 8c. maklum, hanya 2000 perak perorang.
Malam di Zona, teman-teman rame-rame menyanyi lagu selamat ulang tahun untuk saya dengan suara yang amaaat merduuu. Saya sangat tersanjung. Thanks, Mam MITA. Thanks guys. Thanks all!
…
Saya sendiri belum merasa cukup dewasa di usia setua ini. I don’t have enough things and knowledge to be shared. Ada dua orang yang setia panggil saya dengan sebutan “Ka Ifa”—Winda and Aulia. Tapi sayangnya, mungkin saya pun belum pantas menjadi sosok Kakak bagi mereka.
Well, saya menginginkan Mishfah yang baru di usia ini. Mishfah yang berjiwa pemimpin *e biyaaah :p* Mishfah dengan semangat baru dan keceriaan baru. Ingin menjadi seseorang yang lebih sabar. Seseorang yang tawadhu. Seseorang yang membahagiakan kedua orangtuanya. Seseorang yang berguna bagi bangsa dan negara. Bagi INDONEISA. Horas bah!
Akhir kata, saya haturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya for you all. yang sudah mengucapkan happy birthday lewat sms, inbox, wall, maupun secara langsung. Thanks. You all really made my day.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar