Helo world!
Tragedi Desi.
Hari ini hari Senin. Senin yang selalu disesaki oleh mereka yang memiliki kepentingan masing-masing, terutama di pagi hari. Hari Senin pagi selalu menjadi pagi yang sibuk, hiruk pikuk di jalanan, keributan, kendaraan yang lalu-lalang mengejar waktu yang akhir-akhir ini seperti berlari maraton. Senin pagi yang biasanya menciptakan beberapa tragedi. Kemacetan, kekacauan, bahkan kecelakaan.
Pagi tadi, Senin pagi pun masih setia menciptakan gelembung-gelembung targedi. Kecelekaan—tepatnya. Kecelakaan yang menimpa temanku, Desi. Malangnya, Desi tertimpa kecelakaan yang membuat bibirnya harus dijahit plus ia harus kehilangan satu buah giginya. Kabarnya, Desi disuruh makan oleh sang Mama sebelum kesekolah, tetapi berhubung hari Senin adalah hari piketnya, maka Desi cepat-cepat melesat ke sekolah, bahkan tanpa menyentuh/memegang nasi agar supaya tidak maso lora—kata orang. Nah, akhirnya… Desi-lah yang tertimpa kecelakaan. Menurut Audry, yang menjenguk Desi, Desi tidak benar-benar sadar kalo dia mengalami tabrakan dan parahnya ketika ia sudah terbaring di RS, ia sadar dan terheran-heran: he? Dimana saya ini? eh eh, si Desi malah sempat lari karena kaget dengan keberadaannya di RS. Kata Audry lagi, ketika dia dan anak 9a datang menjenguk, Desi masih sempat bercerita panjang lebar. Cerewet lagi. Zz.
Desiani, cepat sembuh ha. Makanya lain kali hati-hati. buat lu lu pada yang bawa-bawa motor, jadilah pengendara yang baik dan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar