Jumat, 30 Maret 2012

Whatever lah.

Dengan kondisi sekarang, pantaskah saya mengeluh? Haruskah saya mengadu? Bolehkah saya cemburu? Seperti biasa, saya tidak tau. Saya “mungkin” terlalu sedikit melakukan kesalahan pada awal cerita ini atau saya malah terlalu banyak melakukan kesalahan? I don’t have the answer. Saya menyesal ketika dia bilang bahwa cknvbjdhjshdjfbhdjbfhdbfdhfbdjh. Jantungku, hampir saja loncat keluar saking kagetnya. Benarkah saya kaget? Taulah. Tapi apa yang bisa saya perbuat setelahnya? Tidak ada. Saya usahakan tersenyum. Tipis. Menatap nanar ke arah pintu kayu yang terbuka lebar didepan sana, enggan menatap ke arahnya, takut kalo dia tahu bahwa saya sakit hati setengah mampus. Heartaches men.
Ketika itu, saya tidak tau harus merespon bagaimana, maka yang keluar dari mulutku hanya: ya, that’s good. You’ve got the right person. Betapa perihnya saudara-saudara! Saya berharap, dialah yang akan mengatakan kalimat tadi kepada saya ”suatu hari nanti” tapi sekarang, I know that it’s late already. Too late.
Benar-benar sakit. Saya baru merasakannya sekarang. Saya pribadi tidak mungkin kecewa dan marah atas apa yang dia jnhcfjcnfghjghvk. Karena pada dasarnya, I’m nothing. I have nothing! Dan sekarang, tidak ada yang patut disesali. Toh semuanya kembali ke pribadi masing-masing dan dia. Saya pasrah. Tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Fine kah? Broke kah? Hate kah? Or more full of love? Hah, whatever.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar